Maskurun menambahkan, para penyandang disabilitas semakin antusias mempelajari penanggulangan bencana. Bahkan, dalam perkemahan disabilitas rungu baru-baru ini, telah dipraktikkan penyampaian informasi bencana menggunakan bahasa isyarat.
Keberhasilan ini tak lepas dari peran program kemitraan antara Pemerintah Australia dan Indonesia di bidang Manajemen Risiko Bencana, yaitu Siap Siaga.
Ancilla Bere, Koordinator Provinsi Siap Siaga Jatim, menyebut BPBD Jatim sebagai benchmarking untuk penanganan bencana di Indonesia.
Kerja sama Siap Siaga dengan BPBD Jatim telah berlangsung selama enam tahun dan mencakup lima kabupaten mitra: Pacitan, Lumajang, Pasuruan, Sampang, dan Malang.
“Saya bisa melihat adanya kemitraan yang bagus antara Siap Siaga dan BPBD Jatim. Maka, melalui Siap Siaga, kami akan terus mendukung BPBD Jatim dan Pemerintah Indonesia dalam memastikan dampak yang berkelanjutan dari upaya manajemen risiko bencana dan perubahan iklim,” tambah Stapleton.
Siap Siaga juga berperan penting dalam mempercepat program Desa Tangguh Bencana (Destana) dan Kecamatan Tangguh Bencana (Kencana), serta mendukung pengembangan regulasi terkait manajemen bencana di Jatim. Program ini juga mendukung ketangguhan komunitas melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik.
Selain berdiskusi, rombongan juga meninjau Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Jatim dan Taman Edukasi Bencana, yang dilengkapi dengan fasilitas inovatif seperti Tenda Pendidikan Bencana (Tenpina), Mobil Edukasi Penanggulangan Bencana (Mosipena), dan simulator gempa.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait