Dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupati Jombang, M. Salmanudin Yazid, mengajak masyarakat untuk menjaga persatuan, khususnya dalam menyikapi perbedaan dalam penetapan awal puasa.
"Mari kita hadapi perbedaan dengan bijak dan saling menghormati. Ramadan adalah bulan penuh rahmat dan kedamaian, mari kita tingkatkan toleransi dan ukhuwah Islamiyah," ujarnya.
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk menjaga kekhidmatan ibadah selama Ramadan dengan menghindari petasan, konvoi berlebihan, serta meningkatkan kepedulian sosial melalui zakat, infaq, dan sedekah.
Grebeg Apem: Warisan Budaya yang Harus Dilestarikan
Setelah diawali dengan santunan anak yatim, doa bersama, dan pemukulan gong sebagai tanda dimulainya acara, dalam sekejap gunungan apem pun habis diperebutkan oleh warga yang hadir.
Pemerintah Kabupaten Jombang berharap Grebeg Apem Megengan dapat terus dilestarikan sebagai bagian dari kekayaan budaya yang memperkuat kebersamaan dan nilai-nilai keagamaan di masyarakat.
"Mari kita sambut Ramadan dengan hati yang bersih dan niat yang tulus. Semoga ibadah kita diterima oleh Allah SWT dan kita semua diberi kesehatan serta kekuatan menjalankan puasa dengan sebaik-baiknya," pungkas Wakil Bupati.
Dengan semangat kebersamaan dan nilai-nilai kearifan lokal yang terjaga, Grebeg Apem terus menjadi tradisi yang tidak hanya mempererat persaudaraan, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya refleksi diri sebelum memasuki bulan suci Ramadan.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait