SURABAYA – Jalan Kalianak 51 Surabaya menjadi momok menakutkan bagi pengendara dan pengusaha di kawasan tersebut. Jalan yang rusak parah, dipenuhi lubang bergelombang, serta padatnya lalu lintas truk tronton yang keluar-masuk gudang, membuat keselamatan pengguna jalan taruhan nyata.
Bagi warga yang sehari-hari melintasi kawasan ini, Jalan Kalianak 51 bukan sekadar jalur transportasi, melainkan “jalur jeglongan sewu” atau seribu lubang yang mengancam jiwa.
“Saya sebut ini jalur jeglongan sewu. Sudah beberapa kali saya lihat orang meninggal karena kecelakaan di sini,” ungkap Imam, warga Gresik yang bekerja di Surabaya dan setiap hari melintasi Jalan Kalianak 51.
Kondisi jalan yang rusak parah ini semakin parah saat musim hujan atau air rob melanda. Lubang-lubang besar dan kecil yang tersebar di sepanjang jalan kerap tertutup genangan air, membuat pengendara harus bermain tebak-tebakan untuk menghindari lubang yang bisa membuat kendaraan terperosok.
“Saya pernah terperosok saat hujan di sini. Karena ketutup air hujan, saya enggak tahu itu lubang,” kisah Prasetyo, pengendara roda dua asal Gresik yang kerap melintasi kawasan tersebut.
Saat hujan lebat, Jalan Kalianak 51 kerap berubah menjadi sungai. Air hujan tidak dapat mengalir dengan lancar ke selokan karena saluran yang dangkal dan sempit.
Akibatnya, air meluber ke permukaan jalan dengan ketinggian yang bisa mencapai betis orang dewasa. Kondisi ini membuat kendaraan sulit melintas dan meningkatkan risiko kecelakaan.
Tidak hanya mengancam keselamatan pengendara, kondisi jalan yang buruk ini juga menjadi masalah serius bagi para pengusaha di kawasan tersebut.
Firmansyah, pengusaha bongkar muat alat berat, mengaku kerap dihantui kerugian akibat kondisi jalan yang rusak.
“Jika sudah hujan deras dengan waktu yang lama, saya was-was dihantui kerugian. Truk yang membawa alat berat harus berhati-hati memilih jalan mana yang tidak berlubang. Kalau sudah masuk lubang, truk bisa terguling dan membuat kerugian yang sangat besar bagi kami pengusaha,” ujar Firmansyah.
Ia menambahkan, masalah ini tidak hanya dialaminya sendiri, tetapi juga oleh pengusaha lain di Jalan Kalianak 51.
Firmansyah berharap, pemerintah baik Pemkot Surabaya, Pemprov Jawa Timur, maupun pemerintah pusat, dapat segera mengambil tindakan untuk memperbaiki jalan rusak Surabaya tersebut.
“Kami ini masyarakat butuh kepastian kapan dibetulkan jalannya. Karena jika jalan mulus, perekonomian juga berjalan. Jika berlubang, ekonomi juga tersendat bahkan merugi,” tegasnya.
Kondisi Jalan Kalianak 51 yang sudah bertahun-tahun tidak diperbaiki menjadi sorotan banyak pihak. Warga dan pengusaha setempat mendesak pemerintah untuk segera melakukan perbaikan infrastruktur guna memastikan keselamatan dan kelancaran aktivitas ekonomi di kawasan tersebut.
Dengan perbaikan jalan, diharapkan tidak hanya keselamatan pengendara yang terjamin, tetapi juga perekonomian warga sekitar dapat kembali bergerak lancar.
Tanpa tindakan cepat dari pemerintah, Jalan Kalianak 51 akan terus menjadi “jalur maut” yang mengancam nyawa dan menghambat pertumbuhan ekonomi.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait