Salah satu debt collector, Stefanus Pale, akhirnya angkat bicara. Ia meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi dan membantah bahwa mereka berlindung di balik nama perwira TNI untuk melakukan aksi mereka.
“Memang benar video tersebut terjadi di dalam Markas Kodam Brawijaya. Tapi narasi yang menyebut kami diberi akses oleh pejabat bernama Mayor CPM Juni itu bohong. Kami tidak tahu siapa beliau,” tegas Stefanus.
Menanggapi kehebohan ini, Kapendam V/Brawijaya mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh informasi yang beredar di media sosial tanpa memverifikasi kebenarannya.
“Saring sebelum sharing. Jangan sampai termakan hoaks yang bisa memperkeruh suasana,” ujarnya.
Kasus ini kini dalam penanganan aparat kepolisian. Proses hukum atas dugaan pencemaran nama baik terhadap perwira Kodam V/Brawijaya dipastikan akan terus berjalan hingga tuntas.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
