Ide awal dari pembuatan produk ini adalah keinginan Mayang untuk menciptakan sebuah kreasi ice cream yang tetap manis namun dengan bahan-bahan premium, low calorie dan tanpa bahan pengawet.
“Karena aku sendiri kalau makan ice cream takut sama kandungan yang ada di dalamnya, takut kalau kebanyakan gula bisa bikin gendut dan jadi timbul jerawat di wajah," tuturnya sembari tertawa.
Dalam proses pengembangannya, Mayang mulai menambah jenis rasa ice cream buatannya antara lain rasa ubi ungu, cokelat, vanilla creamcheese, pisang, strawberry, blueberry, mangga, dan yang terbaru adalah capucino.
“Kalau ice cream yang bahan dasar buah, saya pilih buah premium lalu saya frozen di freezer dan kalau ubi ungu dalam pembuatannya tidak pakai gula karena sudah manis,” jelasnya.
Mayang Viodita. (Foto: Dok Undika)
Mayang bercerita, bahwa ia rutin memproduksi local ice cream setiap satu minggu sekali dan dalam sekali pembuatan bisa mencapai 400 cup. Banyaknya produksi ini karena Mayang memasarkan produk ini melalui online dan juga offline.
“Secara offline saya jual di café, koperasi pondok pesantren, toko retail dan saya juga ada stock di rumah,” tegas Mayang.
Ia pun juga aktif mengikuti kegiatan Ibu-ibu PKK di lingkungannya dan juga wilayah Bangkalan untuk mempromosikan produknya agar lebih dikenal masyarakat.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait