Tak hanya pembangunan gedung utama, Pemprov Jatim juga telah menyiapkan tambahan anggaran Rp 657 juta lebih untuk membangun 12 bilik toilet sebagai bagian dari peningkatan fasilitas dasar di SMKN Sukapura.
Lebih lanjut, Khofifah menekankan pentingnya kolaborasi antara dunia pendidikan dan dunia usaha. Ia meminta Bupati Probolinggo, Gus Harris, untuk menjalin kerja sama antara SMKN Sukapura dengan hotel-hotel di sekitar Bromo. Hal ini akan menjadi langkah nyata dalam mendukung kemandirian ekonomi siswa melalui praktik langsung di industri.
“Anak-anak di sini sudah dibekali alat modern, seperti mesin pencuci linen yang bisa mengeringkan 90% hanya dalam lima menit. Ini peluang besar jika bisa disinergikan dengan kebutuhan hotel-hotel lokal,” jelasnya.
Ia juga mengusulkan pembukaan jurusan tambahan seperti seni budaya yang fokus pada kearifan lokal masyarakat Tengger. Menurut Khofifah, jurusan ini akan memperkuat pengalaman wisatawan melalui pengenalan budaya lokal yang autentik.
“Selain keindahan alam, wisatawan juga harus bisa merasakan kekayaan budaya lokal. Maka, jurusan seperti seni budaya Tengger sangat strategis untuk dikembangkan,” pungkasnya.
Kebahagiaan juga dirasakan oleh para siswa. Amara, siswi kelas X jurusan Perhotelan, menyambut antusias hadirnya gedung baru.
“Saya sangat senang karena gedungnya luas dan sejuk. Terima kasih Ibu Gubernur, semoga SMK di Jawa Timur makin maju,” ujarnya.
Sebagai bagian dari kunjungan kerja tersebut, Khofifah juga menandatangani prasasti peresmian gedung laboratorium, UKS, perpustakaan, ruang kelas baru (RKB), dan ruang bimbingan konseling di SMKN Wonomerto, Kabupaten Probolinggo.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
