Rusia Bongkar Indonesia Pernah Tutup Pusat Medis Angkatan Laut AS di Jakarta

Arif Ardliyanto
Komandan Pasukan Perlindungan Nuklir, Biologis dan Kimia Rusia, Letnan Jenderal Igor Kirillov

SURABAYA, iNews.id  – Percobaan untuk melakukan penelitian Amerika Serikat dilakukan diberbagai negara. Selain Ukraina, Amerika juga mernah mengembangkan pusat media angkatan laut AS di Jakarta. Namun, pusat medis tersebut ditutup pemerintah karena melakukan pelangaran.

Fakta ini diungkapkan Rusia, melalui Komandan Pasukan Perlindungan Nuklir, Biologis dan Kimia Rusia, Letnan Jenderal Igor Kirillov yang tiba-tiba menyebut Indonesia dalam briefing media pada Kamis (24/3). Ternyata usut punya usut Kirrilov mencontohkan Indonesia dalam kasus yang dituduhkan Rusia ke Amerika Serikat (AS).

Kirrilov menuduh AS telah terlibat dalam pengujian obat eksperimental pada "sukarelawan" dari jajaran militer Ukraina. Pengujian obat eksperimental ini terkait dengan apa yang disebut proyek UP-8, yang diekspos oleh militer Rusia awal bulan ini.

Dia mengatakan pihaknya terus mempublikasikan informasi tentang penelitian dengan partisipasi personel militer Ukraina. “Saya ingin mencatat bahwa pekerjaan seperti itu dilarang di Amerika Serikat dan dilakukan oleh militer di luar negeri,” terangnya.

Dia menjelaskan lebih dari empat ribu orang terlibat dalam pengujian di Ukraina. Menurut data yang diterbitkan di media Bulgaria, sekitar 20 tentara Ukraina tewas selama percobaan di laboratorium Kharkov saja, dan 200 lainnya dirawat di rumah sakit.

Pejabat itu menyerahkan sebuah dokumen, yang konon dikirim oleh atase militer Ukraina di AS ke kementerian pertahanan negara itu pada April tahun lalu. Dokumen tersebut menyoroti pertemuan antara atase dan perwakilan perusahaan AS-Kanada Skymount, yang terlibat dalam penelitian terkait kecerdasan buatan (AI).

Menurut dokumen tersebut, perusahaan tersebut menunjukkan kepada pejabat Ukraina solusinya dalam pengamatan jarak jauh, serta Deep Drug AI, sebuah sistem yang digunakan untuk menyaring dan mengembangkan obat-obatan.

Sistem itu dilaporkan melakukan pekerjaan 60 orang per hari per tahun, sangat mengurangi jam kerja manual untuk menghasilkan molekul target baru dari obat yang sudah ada dan disetujui sebelumnya.

“Dokumen yang diterima mengkonfirmasi upaya untuk menguji obat yang sebelumnya belum diuji pada [tentara Ukraina]. Kita berbicara tentang sistem penyaringan untuk obat-obatan 'Deep Drug', yang belum melewati prosedur perizinan di AS dan Kanada,” terangnya.

Sinisme khusus dari sponsor Amerika terletak pada kenyataan bahwa pengembang, perusahaan Skymount, menawarkan untuk membeli sistem secara komersial, terlepas dari kenyataan bahwa karyawan Kementerian Pertahanan Ukraina terlibat sebagai sukarelawan.

Kirillov mengatakan Ukraina bukan negara pertama yang digunakan untuk penelitian farmasi yang didukung militer AS. Dia mencontohkan pada 2010, Indonesia menutup Pusat Medis Angkatan Laut AS di Jakarta, yang tampaknya terlibat dalam proyek serupa, karena banyak pelanggaran.

Moskow mengangkat tuduhan penelitian farmasi dan biologi yang disponsori AS yang dilakukan di laboratorium rahasia yang tersebar di seluruh Ukraina setelah mengirim pasukan ke negara tetangga pada akhir Februari lalu.

Editor : Arif Ardliyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network