SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Kebijakan pemerintah melepas dana Rp200 triliun ke sektor produktif membuat pasar modal Indonesia bergejolak. Rumor besar pun merebak: manajer investasi raksasa asal Amerika Serikat, The Vanguard Group, disebut tengah melirik saham DADA sebagai target akumulasi.
Vanguard dikenal sebagai pengelola dana terbesar kedua di dunia, dengan aset setara 50 kali Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia. Namun, seperti biasanya, mereka jarang turun langsung. Strategi yang kerap dipakai adalah masuk melalui “proxy” atau mitra regional. Kali ini, dua korporasi properti asal Jepang diduga menjadi pintu masuk mereka ke pasar Indonesia.
Analis pasar modal, Rendy Yefta, menilai arah kebijakan pemerintah baru menjadi sinyal kuat. Dana jumbo Rp200 triliun yang sebelumnya parkir di Bank Indonesia akan segera disalurkan ke sektor riil melalui bank pemerintah.
“Setelah status FCA dihapus, saham DADA akan semakin aktif diperdagangkan. Momentum ini bisa menjadi katalis positif yang menarik investor global,” jelas Rendy.
Menurutnya, sektor properti menjadi salah satu penerima manfaat utama, karena tambahan likuiditas akan mendorong pembangunan serta menggerakkan perekonomian domestik.
Reputasi Vanguard dalam membaca arah kebijakan ekonomi tidak diragukan lagi. Tim analis global mereka kerap terbukti tepat dalam memprediksi peluang investasi lintas negara. Kali ini, Indonesia masuk dalam radar berkat kombinasi faktor kebijakan fiskal baru, likuiditas besar, dan prospek sektor properti.
“Jika momentum ini dimanfaatkan dengan baik, harga saham DADA berpotensi terus terkerek naik,” imbuh Rendy.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
