Eksotika Bromo 2025, Harmoni Budaya dan Alam di Lautan Pasir Bromo

Ali Masduki
Penari memperagakan gerak tari topeng Gunung Sari, sebelum tampil dalam Eksotika Bromo 2025, di lautan pasir Gunung Bromo, pada Sabtu (21/6/2026). Foto: iNewsSurabaya/Ali Masduki

Terkait tema, Ruwat Rawat Segoro Gunung, mengandung makna yang dalam. Ruwat berarti pembersihan energi negatif, Rawat adalah pengabdian untuk melestarikan warisan nenek moyang, dan Segoro Gunung melambangkan lautan pasir serta pegunungan Bromo yang menjadi sumber kehidupan dan peradaban Tengger yang adi luhung.

Dukungan penuh dari pemerintah daerah juga menjadi motor penggerak keberlangsungan festival ini. Gus Haris menegaskan, jika Eksotika Bromo ingin menggunakan wilayah kabapten Probolinggo, pihaknya siap mendukung.

Kehadiran Eksotika Bromo menegaskan bahwa festival budaya bukan hanya hiburan semata, melainkan juga wadah edukasi untuk memperkuat identitas budaya sekaligus meningkatkan ekonomi lokal melalui pariwisata Probolinggo yang berkelanjutan. 

Festival ini memperlihatkan kemitraan erat antara komunitas seni dan pelestari alam, menjadikan pegunungan Bromo sebagai simbol harmoni dan keberlanjutan budaya Indonesia.

Editor : Ali Masduki

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network