Kepala Puskesmas Manukan Kulon, dr. Lolita Riamawati, M.Kes menjelaskan bahwa sejak diluncurkan pada April 2025, program ini telah menjangkau 2.475 perempuan—atau sekitar 45% dari target 5.500 orang.
Dari jumlah tersebut, 95,5% sampel sudah dianalisis dan menunjukkan tingkat hasil positif sebesar 4,6%. Mereka yang dinyatakan positif langsung menjalani penanganan lebih lanjut.
“Kami terus melakukan pendekatan personal untuk mendorong partisipasi warga. Banyak dari mereka masih takut hasilnya, padahal deteksi dini justru menyelamatkan,” terang dr. Lolita.
Head of Government and Market Access PT Roche Indonesia Diagnostics Division, Mita Rosalina, mengakui masih ada stigma di masyarakat terkait hasil positif HPV.
“Ada yang berpikir ini soal moral atau kesetiaan pasangan. Padahal tidak selalu begitu. Virus HPV bisa menular meski tanpa gejala, dan bisa dicegah bila diketahui sejak dini,” jelasnya.
Mita optimistis target 5.500 peserta bisa tercapai hingga September 2025, meskipun tantangan lapangan cukup besar. “Kami tak menurunkan target dan akan terus bergerak untuk mengedukasi warga,” tegasnya.
Metode HPV DNA Self Sampling bukan sekadar inovasi, tapi juga solusi nyata agar perempuan bisa lebih sadar dan berani menjaga kesehatannya. Tanpa rasa sakit, tanpa malu, dan dengan hasil yang akurat, program ini membuka jalan menuju generasi perempuan yang lebih sehat dan terlindungi dari kanker serviks.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
