Setelah perizinan di Vietnam selesai, fokus BALAD Grup akan beralih pada pengajuan izin budidaya lobster di luar negeri ke Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan RI (Ditjen PB KKP RI).
Oleh karena itu, kunjungan kerja ke Cina yang meliputi survei budidaya teripang di Provinsi Shandong dan Fujian, serta survei mesin produksi tambang untuk BIG dan SANTRI Grup, terpaksa ditunda hingga 24 Juli 2025.
BIG dan SANTRI Grup, yang memiliki puluhan blok tambang silika di beberapa provinsi di Indonesia, tengah mempersiapkan diri untuk menjadi pemasok pasir silika bagi Smelter Freeport dan Pabrik Kaca Xinyi di JIIPE Gresik. Kunjungan ke China bertujuan untuk meninjau mesin produksi pasir silika, timah, dan zirkon.
"Seluruh direksi dari ketiga grup perusahaan memilih untuk memusatkan perhatian pada penyelesaian perizinan budidaya lobster di luar negeri," tegasnya.
Gus Lilur optimis BALAD Grup dapat menjadikan Indonesia sebagai kiblat baru dunia untuk usaha perikanan budidaya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait
