Lebih lanjut, perusahaan mencatat pertumbuhan arus peti kemas yang cukup signifikan di TPK Bitung. Selama Januari hingga Mei 2025, volume peti kemas mencapai 118.000 TEUs atau meningkat 16,58 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang berjumlah 101.000 TEUs.
Kepala KSOP Kelas I Bitung, Yefri Meidison, mengapresiasi langkah cepat yang dilakukan Pelindo TPK. Meski sempat terjadi penurunan produktivitas pasca insiden, kini operasional mulai stabil dan membaik. Ia menyoroti pentingnya peningkatan efisiensi bongkar muat karena arus logistik di pelabuhan tersebut terus bertumbuh.
“Contohnya, saat kapal Meratus Wakatobi datang pada 12 Juni 2025, proses bongkar muat sempat memakan waktu hingga 56,9 jam. Padahal idealnya hanya 27 jam,” ungkap Yefri. Rata-rata waktu sandar (port stay) kapal selama Mei dan Juni 2025 pun tercatat mencapai 49 jam—jauh dari target optimal.
Namun perbaikan mulai terlihat. Pada layanan kapal Meratus Wakatobi dan Meratus Medan 1, produktivitas meningkat tajam. Meratus Wakatobi berhasil menyelesaikan proses bongkar muat dalam 27 jam dengan kecepatan 28 boks per jam, sesuai target. Sementara Meratus Medan 1 menuntaskan proses dalam waktu 25 jam dengan kecepatan 20 boks per jam.
“Kami optimistis kinerja positif ini bisa menjadi standar baru bagi kapal-kapal lainnya. Perbaikan harus terus dilakukan secara berkelanjutan,” tegas Yefri.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
