Tahap awal pelatihan melibatkan 16 santri. Ke depan, program ini akan berlanjut secara bertahap dan berjenjang, menyesuaikan dengan anggaran dan evaluasi hasil pelaksanaan.
Kepala BLK Kediri, Wahyu Suryo Herminoko, menyatakan bahwa lembaganya siap memberikan dukungan penuh dalam peningkatan kompetensi tenaga kerja. Selain pelatihan, peserta juga berkesempatan mendapatkan sertifikasi keterampilan.
"Kami terus mendorong pemanfaatan teknologi dalam dunia kerja melalui skilling, upskilling, dan reskilling. Harapannya, lahir generasi santri yang tidak hanya paham agama, tapi juga unggul secara profesional," terang Wahyu.
Pimpinan Umum Ponpes Lirboyo, KH. Agus HM. Adibussholeh Anwar atau Gus Adib, menyambut positif program ini. Menurutnya, santri yang dibekali dengan skill praktis akan menjadi pribadi yang lebih lengkap dalam pengabdian kepada masyarakat.
"Santri itu sudah dibentuk untuk khidmat kepada umat. Kalau mereka punya tambahan keterampilan seperti administrasi atau akuntansi, maka akan lebih siap terjun langsung membantu masyarakat," ujar Gus Adib.
Ia berharap pelatihan serupa bisa terus dilanjutkan dan diperluas ke bidang keterampilan lainnya yang dibutuhkan di kehidupan nyata.
Sebagai tambahan, pelatihan juga mencakup materi akuntansi agar para santri tidak hanya bisa membaca laporan keuangan, tetapi juga mampu memverifikasi dan mengevaluasinya.
Turut hadir dalam kegiatan ini antara lain Sekretaris Disnakertrans Jatim Agus Gunawan, Kepala UPT BLK Jombang, Nganjuk, dan Tuban, serta jajaran pengurus Ponpes Lirboyo. Kegiatan ini menandai sinergi nyata antara pemerintah dan lembaga pendidikan keagamaan dalam menciptakan SDM unggul, adaptif, dan kompetitif.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
