JOMBANG, iNewsSurabaya.id – Kabar duka menyelimuti Kabupaten Jombang. Salah satu putra terbaiknya, mantan Bupati Ali Fikri, meninggal dunia pada Kamis malam, 10 Juli 2025, di Jakarta. Almarhum wafat dalam usia 64 tahun, meninggalkan jejak panjang dalam dunia pendidikan, politik, dan keagamaan.
Ali Fikri dikenal sebagai sosok pemimpin yang tegas, religius, dan peduli terhadap pembangunan karakter masyarakat. Kepergiannya menjadi kehilangan besar, tak hanya bagi keluarga, tetapi juga masyarakat Jombang yang pernah merasakan langsung kiprah dan kontribusinya.
Bupati Jombang, Warsubi, didampingi Wakil Bupati Salmanudin, menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya Ali Fikri. “Semoga seluruh amal ibadah dan pengabdian beliau diterima Allah SWT dan diberikan tempat terbaik di sisi-Nya,” ucap Bupati Warsubi mewakili Pemerintah Kabupaten Jombang.
Lahir di Desa Sumobito, Kecamatan Sumobito, Jombang pada 22 April 1961, Ali Fikri merupakan anak kedelapan dari sepuluh bersaudara. Ia menempuh pendidikan tinggi di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan lulus pada tahun 1987.
Usai kuliah, ia memilih mengabdi di dunia pendidikan sebagai guru dan kepala sekolah di SMP Khairiyyah, Sumobito. Namun panggilan untuk terjun ke dunia politik membuatnya mundur dari status PNS pada 1999 dan bergabung dengan DPRD Jombang melalui Fraksi Amanat Nasional.
Pada 2003, Ali Fikri dipercaya sebagai Wakil Bupati Jombang mendampingi Bupati Suyanto. Ketika Suyanto mencalonkan diri kembali dalam Pilkada 2008 tanpa menggandeng dirinya, Ali Fikri secara otomatis menggantikan posisi bupati dan dilantik oleh Gubernur Jawa Timur kala itu, Imam Utomo, pada 12 Juni 2008.
Salah satu warisan kebijakan Ali Fikri yang paling dikenang adalah insentif untuk para hafiz dan hafizah se-Jombang. Ia menggagas program pemberian tunjangan sebesar Rp1 juta per bulan kepada 46 penghafal Al-Qur’an dari berbagai kecamatan.
Menurutnya, para hafiz dan hafizah adalah aset penting dalam membentuk generasi muda yang agamis dan berakhlak mulia. Program ini berjalan dari Juli hingga September 2008, menunjukkan kepeduliannya pada nilai-nilai spiritual dan pendidikan keagamaan.
Ali Fikri meninggalkan seorang istri, Euis Murniati, serta empat orang anak yang menjadi saksi keteladanan dan perjuangannya. Meski masa jabatannya sebagai bupati singkat, dedikasi dan semangat pengabdiannya tetap hidup dalam ingatan masyarakat.
Masyarakat Jombang mengenang Ali Fikri sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat, peduli terhadap pendidikan, dan konsisten memperjuangkan nilai-nilai agama dalam roda pemerintahan.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
