Akibat insiden ini, Umam menderita luka memar pada keningnya. Sedangkan mobilnya penyok di bagian bemper depan sisi kiri, serta kedua spionnya rusak. Mobil tersebut kini telah dievakuasi dari parit menggunakan mobil derek.
Umam yang sedang menunggu pemeriksaan di Mapolsek Mojoanyar menceritakan awal muka peristiwa yang membuat dirinya dikeroyok gerombolan pelajar tesebut. Saat itu dirinya melakukan perjalanan dari rumahnya menuju ke Kecamatan Gedeg, Mojokerto untuk takziah bersama dengan istri dan kedua anaknya. Dia melaju dari arah Bangsal ke Mojoanyar.
Tiba di Desa Sadar, pukul 10.00 WIB, ia berpapasan dengan konvoi kelulusan siswa SMA. Sekitar 100 pelajar putih-abu-abu itu berkonvoi menggunakan puluhan sepeda motor dari arah sebaliknya. Gerombolan siswa tersebut berbuat anarkis di jalan.
“Rombongan itu bawa parang dan bendera sambil diacung-acungkan dan dipukulkan ke Mobil. Nah, Mobil saya kena pukul. Kena pukul bendera sama kayu,” ungkapnya.
Karena tak terima mobilnya dipukul, Umam pun memutar balik untuk mengejar konvoi siswa SMA tersebut. Ia berniat memburu pelajar yang memukul mobilnya menggunakan tongkat kayu. Umam akhirnya berhasil menyusul konvoi tersebut sekitar satu kilometer. “Saya pepetkan mobil saya ke kiri, tapi kebablasan sehingga nyemplung ke parit sama anak-anak itu sekalian,” jelas Umam.
Dia bergegas keluar dari mobil agar gerombolan pelajar itu tidak menyerang mobil yang berisi keluarganya. Sebab, sebagian pelajar konvoi itu mengeroyok dirinya. Beruntung, Umam beserta istri dan anaknya selamat. “Saya hanya melindungi diri. Sekitar 10 menit polsek datang. Mereka bubar ke arah utara dan selatan,” tandas Umam.
Umam langsung melapor ke Polsek Mojoanyar. Sementara itu, polisi berhasil mengamankan 3 siswa peserta konvoi. Saat ini, petugas sedang menginterogasi para pelajar tersebut.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait