Menurutnya, duta terpilih harus mampu menjadi role model yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga peka terhadap sosial dan budaya lokal.
Proses seleksi telah dimulai sejak 19 September 2025, dan akan berlanjut hingga malam puncak Grand Final pada 12 Oktober 2025, yang akan digelar di Balai Kota Surabaya, disaksikan langsung oleh Wali Kota Surabaya.
Ketua panitia pemilihan, Ning Nasya, menjelaskan bahwa peserta akan melewati serangkaian tes, mulai dari wawasan sejarah, kebudayaan, pariwisata lokal, hingga kemampuan komunikasi publik dan kepemimpinan.
Sementara itu, Ning Zerlin, Ketua Umum Paguyuban Cak dan Ning Surabaya, menegaskan bahwa hanya 15 Cak dan 15 Ning terbaik yang akan melaju ke panggung Grand Final.
“Ini bukan sekadar kompetisi. Ini adalah panggung lahirnya agen perubahan yang akan membawa semangat kolaboratif, cinta budaya, dan visi besar untuk masa depan Surabaya,” ujarnya.
Melalui ajang ini, Pemerintah Kota Surabaya dan Paguyuban Cak Ning berharap dapat melahirkan generasi muda yang tak hanya berwawasan luas, tetapi juga memiliki komitmen untuk terlibat aktif dalam pembangunan kota, khususnya di sektor budaya dan pariwisata.
“Harapannya, para finalis dan pemenang nanti bisa menjadi wajah Surabaya yang inspiratif, membawa nilai-nilai luhur ke tingkat yang lebih tinggi, sekaligus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” tutup Ning Zerlin.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
