LOMBOK, iNewsSurabaya.id – Di tengah raungan mesin dan aroma karet terbakar di lintasan Pertamina Mandalika International Circuit (PMIC), ada kisah lain yang tak kalah menggema. Bukan soal kecepatan atau podium juara, melainkan tentang tangan-tangan kreatif pelaku UMKM lokal yang berhasil merebut hati ribuan penonton dari berbagai negara.
Selama gelaran Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025 berlangsung selama tiga hari, suasana di area festival kuliner dan kraft mendadak jadi magnet baru. Di antara 180 UMKM yang ikut ambil bagian, 20 UMKM mencuri perhatian. Dari 16 pelaku kuliner hingga 4 pengrajin kriya dan fesyen, semuanya menyuguhkan kekayaan budaya Nusantara dalam rasa, rupa, dan cerita.
“Saya jatuh cinta pada sate lilit dan es krim tradisionalnya! Rasanya autentik sekali, dan tak saya temui di tempat lain. Siapa sangka di tengah balapan MotoGP, ada pengalaman kuliner yang begitu luar biasa,” ungkap Hailey, wisatawan asal Australia dengan wajah antusias.
Bagi para pelaku UMKM, ajang internasional ini bukan sekadar tempat berjualan. Ini adalah panggung berharga untuk membawa cita rasa dan karya lokal menuju panggung dunia.
“Kesempatan ini sangat berarti. Selain menambah omzet, kami bisa memperkenalkan kuliner khas Lombok kepada wisatawan mancanegara. Banyak yang penasaran dan memberikan respon positif, itu sungguh membanggakan,” ujar M. Arif Yani, pemilik usaha Sate Ibu Lilik, salah satu mitra binaan Pertamina yang ikut tampil di event tersebut.
Antusiasme pengunjung benar-benar terasa. Dalam tiga hari penyelenggaraan, total transaksi UMKM mencapai lebih dari Rp260 juta, menjadi bukti nyata bahwa produk lokal mampu bersaing di ajang internasional.
Tak hanya UMKM, keseruan juga terlihat di booth resmi Bright Store Pertamina yang menjual berbagai merchandise edisi khusus Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025. Dalam tiga hari, produk-produk tersebut ludes diburu penggemar MotoGP dan kolektor, dengan total penjualan tembus lebih dari Rp2 miliar.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
