Kondisi medan tersebut menjadi tantangan tersendiri dalam menjaga kualitas garam. Karena itu, Sunatraco menyiapkan armada dan tenaga kerja tambahan selama musim panen untuk mempercepat proses distribusi tanpa mengorbankan mutu.
Garam yang dibeli dari petani akan melalui proses penyaringan dan pengujian di fasilitas milik Sumatraco yang telah bersertifikat ISO, Halal, dan SNI. Perusahaan memastikan kadar air, warna, dan tingkat kemurnian garam sesuai standar industri.
Perusahaan garam, PT Sumatraco Langgeng Makmur menyerap Garam Petani Hingga 100 Ton per Hari di Madura. Mereka menggunakan armada tambahan untuk mendapatkan garam berkualitas dari petani. Foto iNewsSurabaya/ist
Langkah ini penting agar garam rakyat bisa diolah menjadi produk konsumsi dan industri dengan nilai tambah tinggi.
“Selain membeli garam rakyat, kami juga terus melakukan pendampingan teknis kepada petani agar produksi mereka semakin baik dari segi kadar NaCl dan proses pengeringan,” jelas Ishak.
Program pembelian rutin ini tidak hanya menstabilkan harga di tingkat petani, tetapi juga membantu rantai pasok garam nasional tetap terjaga. Dengan sistem kemitraan, Sumatraco berupaya menghadirkan hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan antara perusahaan dan petani.
Selain itu, pola penyerapan langsung di lapangan membantu petani mengurangi biaya transportasi sekaligus memastikan hasil panen tidak menumpuk di gudang.
“Kalau tidak segera diserap, garam bisa menurun kualitasnya. Jadi kami bergerak cepat,” katanya.
Dengan strategi tersebut, PT Sumatraco Langgeng Makmur membuktikan komitmennya untuk mendukung ketahanan garam nasional, memperkuat ekonomi pesisir, dan memberikan nilai tambah bagi petani garam di Madura.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
