Sementara itu, Onny Wiranda, aktivis alumni Universitas Kristen (UK) Petra, menekankan bahwa penghormatan terhadap sejarah bukan berarti melupakan sisi gelap yang menyertai.
“Ini bukan soal dendam. Ini soal kejujuran dalam melihat sejarah dan menghormati para korban. Teladan bangsa harus lahir dari keberanian membela rakyat, bukan dari melupakan kesalahan masa lalu,” katanya.
FPR menyerukan agar pemerintah tidak mengambil langkah yang justru merusak ingatan sejarah nasional. Menurut mereka, bangsa hanya dapat melangkah maju apabila berdamai dengan masa lalu melalui pengakuan dan kejujuran sejarah, bukan dengan memutihkan peristiwa yang melukai rakyat.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
