LUMAJANG, iNewsSurabaya.id - Aktivitas vulkanik Gunung Semeru dinyatakan berakhir pada Rabu (19/11/2025) pukul 19.56 WIB. Meski begitu, status Awas tetap diberlakukan karena potensi bahaya masih tinggi, termasuk kemungkinan Awan Panas Guguran (APG) susulan, banjir lahar, dan hujan abu vulkanik.
Bupati Lumajang, Indah Amperawati, menyampaikan bahwa kondisi gunung saat ini masih harus diawasi ketat. Tim pengamatan di Pos Pengamatan Gunung Semeru juga terus melakukan pemantauan visual dan instrumental.
Meski lontaran material sudah tidak terlihat, potensi bahaya berupa guguran, awan panas, atau banjir lahar dingin tetap menjadi perhatian utama, terutama bagi warga yang tinggal di sekitar alur sungai dan lembah.“Potensi aktivitas susulan masih bisa terjadi, sehingga kewaspadaan tidak boleh menurun,” ujar Indah, Rabu (19/11/2025).
Pemkab Lumajang, kata dia, juga telah mengingatkan warga untuk tidak beraktivitas di zona merah serta menjauhi kawasan alur sungai yang berhulu ke Semeru. Aparat gabungan TNI, Polri, BPBD, dan relawan masih disiagakan untuk memastikan tidak ada pergerakan warga menuju area berbahaya.
"Seluruh langkah penanganan diarahkan pada pencegahan korban dan memastikan masyarakat tetap berada di lokasi aman sampai kondisi benar-benar dinyatakan stabil," terangnya.
Sementara itu, data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur (Jatim) mencatat total 346 jiwa mengungsi di sejumlah titik di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro. Sebagian warga lain sudah kembali ke rumah masing-masing setelah kondisi dianggap lebih aman.
Lokasi Pengungsian di Kecamatan Pronojiwo, Balai Desa Oro-Oro Ombo sebanyak 4 jiwa, SDN 04 Supiturang sebanyak 64 jiwa, Masjid Ar-Rahmah: nihil (warga kembali Masjid Nurul Jadid sebanyak 115 jiwa.
Kemudian lokasi pengungsian di Kecamatan Candipuro, Balai Desa Penanggal, nihil, SDN 02 Sumberurip sebanyak 7 jiwa, Kantor Kecamatan Candipuro sebanyak 101 jiwa, Rumah Kepala Desa Sumbermujur sebanyak 55 jiwa.
"Sejumlah rumah warga di Dusun Sumbersari (Kamar A) dan Dusun Umbulan Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo mengalami kerusakan sedang hingga berat akibat banjir lahar. Pendataan kerusakan masih berlangsung," ujar Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
