Menanggapi dorongan banyak pihak, Arderio menegaskan komitmennya untuk membuka ruang yang lebih nyaman bagi atlet, pelatih, dan cabang olahraga. Ia menilai persoalan klasik seperti pendanaan, sarana pembinaan, hingga komunikasi internal tidak boleh terus menjadi hambatan prestasi.
“Atlet dan pelatih harusnya hanya fokus berlatih. Urusan pembinaan dan kebutuhan organisasi harus ditata lebih rapi. Karena itu, saya siap turun langsung bertemu para pemangku kepentingan—mulai pemerintah, dunia usaha, hingga komunitas olahraga—untuk mencari solusi bersama,” ujarnya.
Arderio menyebut, pengalamannya dalam jejaring HIPMI dan Kadin dapat menjadi modal penting untuk membuka kemitraan baru demi mendukung kemajuan olahraga Surabaya. Ia ingin KONI menjadi organisasi yang lebih transparan, terbuka pada kolaborasi, dan mampu mendorong prestasi kota secara berkelanjutan.
“Saya terbiasa bekerja dalam ekosistem kolaboratif. Pengalaman itu ingin saya manfaatkan untuk memperkuat sistem pembinaan di KONI Surabaya,” tambahnya.
Dengan masuknya nama Arderio sebagai kandidat ketua, suhu jelang Musorkot KONI Surabaya diperkirakan semakin dinamis. Para pelaku olahraga menunggu bagaimana visi dan strategi para calon dapat menjawab tantangan prestasi olahraga Surabaya yang kian kompetitif.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
