Pelayanan keteknisian gigi meliputi pembuatan gigi tiruan lepasan akrilik, gigi tiruan cekat akrilik, alat ortodonsi lepasan, gigi tiruan kerangka logam, gigi tiruan kombinasi (precision attachment), protesa maksilo fasial pada celah bibir dan langit-langit, obturator, gigi tiruan cekat porselen, hingga gigi tiruan cekat porselen dengan implan.
Ananda menjelaskan, setiap jenis alat memerlukan teknik berbeda dan tingkat presisi tinggi. "Satu milimeter saja meleset, alat ortodontik bisa tidak nyaman dipakai pasien atau bahkan menyebabkan masalah baru pada struktur mulut," katanya.
Dalam tim kesehatan gigi, teknisi gigi merupakan mitra kerja utama dokter gigi. Dokter gigi merancang alat kesehatan mulut sesuai kebutuhan medis dan estetika pasien, sedangkan teknisi gigi mewujudkan rancangan tersebut menjadi alat yang presisi dan sesuai spesifikasi.
Kerja sama erat antara keduanya memastikan alat yang dibuat tidak hanya berfungsi dengan baik, tetapi juga nyaman dan sesuai dengan struktur mulut pasien.
"Tanpa teknisi gigi yang kompeten, hasil perawatan gigi tidak akan optimal. Kami adalah jembatan antara rancangan dokter gigi dengan kenyamanan pasien," ungkap Ananda.
Pendidikan teknik gigi telah diselenggarakan lembaga pemerintah maupun swasta, namun tidak semua lulusan terserap di lembaga pemerintah karena terbatasnya formasi kepegawaian. Sebagian besar lulusan pendidikan teknik gigi bekerja di laboratorium swasta atau mendirikan laboratorium sendiri.
Menurut Ananda, keterbatasan ini sebenarnya membuka peluang wirausaha bagi lulusan teknik gigi. "Banyak teman-teman yang memilih membuka laboratorium sendiri karena permintaan pasar cukup tinggi, terutama di kota-kota besar," jelasnya.
Di balik setiap senyum sehat dan percaya diri pasien, terdapat dedikasi dan ketelitian teknisi gigi yang bekerja dengan penuh tanggung jawab. Melalui keahlian mereka dalam menciptakan alat gigi yang presisi, teknisi gigi membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
"Profesi ini layak mendapat apresiasi lebih karena kami turut berkontribusi pada kesehatan masyarakat, meski bekerja di balik layar," pungkas Ananda.
Penulis
Ananda Bilqis ( Mahasiswa Teknologi Kesehatan Gigi UNAIR )
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
