Fenomena Pertemanan Kampus: Mengapa Mahasiswa Sulit Mempertahankan Relasi Sosial

Fahrezi Chandra
Pergeseran dari SMA ke perguruan tinggi membawa perubahan signifikan dalam lingkungan sosial. Foto: Radho Dwi

Pergeseran dari SMA ke perguruan tinggi membawa perubahan signifikan dalam lingkungan sosial. Di SMA, pertemanan terbentuk dalam lingkup terbatas dengan rutinitas yang relatif stabil. Sebaliknya, kampus mempertemukan mahasiswa dari beragam latar belakang budaya, ekonomi, dan sosial, yang menuntut adaptasi mandiri tanpa bimbingan ketat seperti di sekolah.

Tekanan akademik yang lebih tinggi turut memperkeruh situasi. Kompetisi nilai, tugas berkelompok, dan tuntutan keaktifan organisasi menciptakan gesekan interpersonal. Ditambah lagi, media sosial sering menjadi arena gosip dan sindiran tidak langsung yang memperburuk konflik.

Penelitian psikologi sosial menunjukkan bahwa masa transisi ini rentan memicu social anxiety karena individu berusaha membangun identitas baru di tengah ketidakpastian. Ketika ekspektasi sosial tidak terpenuhi, mahasiswa dapat menarik diri atau justru terlibat dalam perilaku defensif.

Meski tantangan sosial di kampus nyata, mahasiswa tetap perlu membangun relasi sebagai bagian dari perkembangan sosial emosional. Beberapa langkah konkret dapat dilakukan.

Pertama, menghargai perbedaan. Kesadaran bahwa setiap orang memiliki latar belakang unik dapat mengurangi prasangka dan konflik. Kedua, aktif dalam kegiatan sosial atau organisasi yang sesuai minat. Komunitas berbasis hobi atau nilai dapat menjadi ruang aman untuk membangun pertemanan autentik.

Ketiga, meningkatkan kesadaran diri. Refleksi terhadap pola komunikasi dan respons emosional membantu mahasiswa mengidentifikasi perilaku yang perlu diperbaiki. Keempat, tidak ragu mencari dukungan profesional seperti konselor kampus jika tekanan sosial terasa berat.

Pertemanan di kampus memang tidak selalu berjalan mulus. Namun, dengan pendekatan yang realistis dan upaya membangun hubungan secara bertahap, mahasiswa dapat menciptakan lingkungan sosial yang lebih sehat dan mendukung perjalanan akademik mereka.

Penulis

Radho Dwi Febrian ( Mahasiswa Bahasa dan Sasta Jepang Unair )

Editor : Arif Ardliyanto

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network