Ijazah Vokasi Tak Cukup Tanpa Orang Dalam, Membedah Pentingnya Jejaring Karir

Fahrezi Chandra
Di dunia nyata, keterampilan teknis hanyalah tiket masuk. Namun, yang menentukan siapa yang mendapatkan kursi terbaik sering kali adalah "modal sosial". Foto: Nano Banana

Selain itu, tantangan industri hari ini tidak bisa diselesaikan sendirian. Masalah di dunia kerja bersifat lintas disiplin. Seorang ahli mesin harus paham bahasa bisnis, dan seorang manajer harus mengerti kendala teknis. Kolaborasi adalah mata uang baru. Siswa yang terbiasa bekerja dalam "silo" (terkotak-kotak di jurusannya sendiri) akan gagap saat harus memecahkan masalah kompleks yang membutuhkan sinergi tim.

Lantas, apa yang harus dilakukan? Sekolah dan kampus vokasi harus berhenti beroperasi layaknya pabrik tertutup.

Pertama, rombak metode pembelajaran pasif. Ganti tugas makalah individu dengan proyek kolaboratif lintas prodi yang memaksa siswa berdebat, bernegosiasi, dan mencari solusi bersama.

Kedua, institusionalisasi jejaring. Jangan biarkan siswa lulus tanpa akun LinkedIn yang profesional atau portofolio digital yang bisa diakses publik. Alumni jangan hanya diundang untuk reuni dan sumbangan, tetapi wajib dilibatkan sebagai mentor aktif yang membuka pintu industri bagi adik kelasnya.

Pendidikan vokasi memiliki potensi raksasa untuk menjadi tulang punggung ekonomi bangsa. Namun, jika kurikulum kita hanya fokus pada seberapa cepat tangan siswa merakit mesin, dan mengabaikan seberapa luwes mereka menjabat tangan orang lain, kita sedang dalam masalah besar.

Tanpa revolusi pola pikir ini, pendidikan vokasi hanya akan terus memproduksi pengangguran bersertifikat kompetensi.

Editor : Arif Ardliyanto

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network