Disisi lain, lanjut John, perseroan juga menghadapi kendala terbesar tahun ini. Yakni penurunan kondisi ekonomi secara global dan kondisi perekonomian dalam negeri yang dipengaruhi oleh kondisi pandemi dengan munculnya varian COVID-19 Delta.
Sehingga membuat pemerintah menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dalam kurun waktu yang cukup panjang.
"Namun hal ini tidak menghentikan manajemen dalam pemasaran produk secara konsisten dan berkesinambungan, sehingga kinerja positif dapat dipertahankan," kata dia.
Akibat kondisi PSBB, banyak hotel dan restoran di kota mengalami penurunan pendapatan secara drastis. Konsumsi masyarakat beralih ke konsumsi rumah tangga yang meningkat dengan penjualan lewat pasar daring.
"Selain itu, kami tetap mempertahankan pemerataan distribusi produk ke pasar lokal yang mudah dijangkau, agar penjualan produk perseroan dapat dipertahankan. Dan meskipun terdapat penurunan kondisi ekonomi secara global, kami tetap dapat mengelola dan mempertahankan pangsa pasar ekspor yang kami miliki," bebernya.
Sementara itu Corporate Secretary PT Sekar Laut Tbk, Jimmy Herlambang menjelaskan, sepanjang 2021, perusahaan mengalami kenaikan aset lancar sebesar 14%.
Komponen aset lancar perusahaan paling besar ada pada piutang usaha senilai Rp 160 miliar dan persediaan sebesar Rp 135 miliar.
"Perusahaan membukukan peningkatan aset tidak lancar sebesar 16% dibandingkan tahun 2020. Secara keseluruhan, total aset perusahaan naik sebesar 15% dari tahun 2020 ke tahun 2021," jelasnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait