Sebagai penduduk pesisir, mereka beranggapan bahwa repertoire lagu-lagu domestik bertema kehidupan maritim terhitung sangat sedikit bagi republik kepulauan yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari perairan. Oleh karenanya, Silampukau mencoba untuk menghadirkan lagu-lagu yang nyaman didengar bertema itu.
"Laut menjadi semacam halaman belakang yang terlupakan di lagu-lagu Indonesia," ungkapnya.
Lagu ini dirilis pada awal Mei, pada ujung akhir muson barat yang kian tak tertebak. Tujuannya sebagai semacam ancang-ancang perayaan atas lautan tenang yang akan segera datang, sekaligus sebagai semacam pengingat akan gejolak ombak dan cuaca buruk yang selalu dibawa oleh muson barat—yang segera akan pergi, tapi yang niscaya akan kembali setengah tahun lagi.
"Lantun Mustahil adalah sebuah cerita kecil dari Silampukau untuk menyemarakkan kisah-kisah celaka yang masih terus menghantui para pekerja lautan hingga saat ini," tuturnya.
Sebagai informasi, lagu ini direkam di Moso'iki studio. Silampukau terbentuk sejak tahun 2019 dan menyanyikan mimpi, protes, perjuangan, semangat, dan geliat kehidupan sehari-hari perkotaan dalam iringan instrumen akustik.
lagu-lagu sederhana yang mereka ciptakan tentang orang-orang sederhana dalam momen-momen sederhana mereka. Artwork untuk Lantun Mustahil merupakan karya cukil dari Eki Tresnowening.
Lagu ini dapat didengarkan melalui digital streaming platforms kesayangan anda.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait