SURABAYA, iNews.id - Aksi koboi jalanan yang dilakukan oleh Ali Fanser Marasabessy (22) dan Faisal Marasabessy, terhadap Justin Frederick membuat geram warga kota Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur.
Bagaimana tidak, dalam rekaman video yang viral di jagad maya itu, putra bungsu anggota Komisi XI DPR RI Indah Kurnia tersebut seolah dijadikan samsak hidup oleh anak dari Ketua Umum Pemuda Pejuang Bravo Lima Faisal Marasabessy.
Para tokoh masyarakat Surabaya dan Sidoarjo pun mengambil langkah tegas. Mereka siap mengawal proses hukum hingga vonis. Mereka juga akan membuat surat terbuka kepada Kapolri agar peristiwa seperti itu tidak terulang kembali.
"Warga PDI Sidoarjo siap mengawal proses hukum sampai selesai. Kami harap Bapak Kapolri memperhatikan masalah ini," tegas Choirul Hidayat, salah satu tokoh kabupaten Sidoarjo disela-sela doa bersama dan pernyataan sikap, Selasa (07/6) malam.
Selain membuat pernyataan sikap, tokoh masyarakat yang mengatasnamakan Relawan Pecinta Kemanusiaan dan Anti Kekerasan Wilayah Surabaya-Sidoarjo menggelar doa bersama di Posko Indah Kurnia di Pondok Candra, Surabaya dengan tagar Justice for Justin.
Koordinator Relawan, Imam Turmudi mengatakan, doa bersama yang sengaja digelar secara spontan ini merupakan bentuk keprihatinan terhadap tindak kekerasan yang terus saja terjadi.
Dengan doa bersama ini diharapkan agar Justin Frederick segera diberikan kesembuhan, dan Indah Kurnia diberikan ketabahan.
Imam menyebut, peristiwa yang menimpa anak Indah Kurnia itu bisa menjadi pembelajaran bagi seluruh masyarakat agar berhati-hati dalam bertindak.
Apalagi saat ini dunia dalam genggaman piranti digital. Sehingga setiap tindakan dapat terekam dan tersebar dengan cepat.
Disisi lain, sejumlah tokoh masyarakat ini juga menyesalkan adanya upaya memutar balikkan fakta bahwa Justin lah yang memulai aksi kekerasan.
Padahal jelas, dalam rekaman video yang beredar di jagat maya, nampak dua orang pria menghantam Justin Frederick bertubi-tubi hingga babak belur.
"Kami kaget, apalagi sekarang ada pihak yang mencoba menggiring opini bahwa yang memulai adalah Mas Justin terlebih dahulu," ungkap Ade Kunto.
Ade sendiri merupakan salah satu orang yang selama ini dikenal dekat dengan Indah Kurnia dan keluarganya. Ia bersaksi, bahwa Justin adalah pemuda yang sopan dan tidak banyak tingkah.
"Dengan profil mas Justin yang seperti itu, kami yang biasanya berinteraksi rasanya tidak mungkin melakukan. Jadi ada pembelokan opini," terangnya.
Solidaritas juga mengalir dari kumpulan musisi Surabaya Entertainer Club (SEC) binaan Indah Kurnia selama ini.
Perwakilan SEC, FX Boy, mengaku sangat mengenal baik keluarga Indah Kurnia bersama anak cucunya. Justin dikenal sebagai pemuda baik, pendiam dan santun.
"Kami semua mendukung kebenaran dari Justin. Kami juga pada Hari Kamis akan melakukan doa lintas agama di Omah Sae agar proses kejadian ini segera selesai dan Bu Indah dapat kembali tenang dan ananda Justin juga segera sembuh seperti sedia kala," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, akibat dianiaya dua orang di Tol Gatot Subroto, Jakarta, pada Sabtu 4 Juni 2022 siang, Justin Frederick, mengalami luka lebam di area wajah dan sejumlah bagian tubuh.
Viral pengemudi mobil pukul warga di Tol Gatot Subroto (Foto: IG jakarta.ku)
Kedua bola mata Juntine mengalami bengkak hingga mengakibatkan kemerahan di bawah kelopak mata. Korban juga mengalami pendarahan pada hidung, luka memar pada bagian leher kanan, luka bengkak pada bagian bibir atas, memar pada ketiak kanan, punggung dan luka jari manis tangan kanan.
Sementara itu, pelaku dalam peristiwa tersebut telah ditangkap oleh penyidik Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.
Berikut pernyataan sikap masyarakat Surabaya dan Sidoarjo:
1. Mengutuk segala bentuk aksi kekerasan
2. Mendukung kepolisian melakukan penegakkan hukum maksimal untuk pelaku, termasuk pengembangan ke pelaku lain dan pelanggaran lainnya
3. Memberikan dukungan kepada korban (Justin sekeluarga) untuk mendapatkan keadilan
4. Mengharap kepada masyarakat luas agar menjadikan pelajaran bahwa penganiayaan adalah penghinaan terhadap nilai kemanusiaan.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait