get app
inews
Aa Read Next : UUS Bank Jatim Agresif Dorong Gerakan Haji Muda

Sejarah Perjalanan Haji Indonesia Era Kolonial Belanda

Jum'at, 17 Juni 2022 | 13:27 WIB
header img
Jamaah Haji Embarkasi Surabaya siap berangkat ke tanah suci, Selasa (07/6/2022). (Foto: Yudha Prawira)

SURABAYA, iNews.id - Indonesia menempati urutan pertama dan merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia. 

Jumlahnya pun hingga 231.000.000 lebih dan bisa jadi kelak akan bertambah lagi. Jumlah tersebut setara dengan 86,7 persen dari total populasi Indonesia

Tak heran, jika musim haji Indonesia mendapat jatah kelompok terbang (Kloter) terbanyak. Bahkan, masa tunggu haji reguler di Tanah Air berkisar antara 7 sampai 8 tahun. Sementara untuk paket haji plus adalah 3 tahun.

Di tahun 2022 sendiri, pemerintah Arab Saudi telah memberikan izin lebih dari 100.051 jamaah haji asal Indonesia untuk beribadah di Tanah Suci.

Diketahui, Pemeirntah Arab Saudi membuka kuota sebanyak satu juta orang untuk melakukan ibadah haji 2022.

Menurut data Badan Pusat Statistik, Indonesia rata-rata mengirim sebanyak 154 ribu jamaah tiap tahunnya.

Seperti di tahun 2014, ada sekitar 154.467 orang Indonesia yang berangkat ibadah haji, jumlah tersebut didominasi oleh peserta dari Provinsi Jawa Barat yang mengirimkan sebanyak 29.915 untuk beribadah.

Sementara di tahun 2015, jumlah jamaah haji yang ibadah di Tanah Suci mencapai 154.455 orang, namun jumlahnya tersebut sedikit menurun di tahun 2016.

Diketahui, di tahun 2016, Indonesia mengirimkan sebanyak 154.441 jamaah. Dan sepanjang 2017-2020, jumlah rata-rata jamaah haji yang sudah beribadah di Tanah Suci adalah sebanyak 200 ribu orang.

Untuk tahun 2021, pemerintah Arab Saudi sendiri tidak membuka kesempatan berhaji yang luas akibat pandemi Covid-19.

Sejarah Perjalanan Haji

Perjalanan haji di Indonesia sudah dimulai sejak abad ke-16. Diketahui saat itu banyak ulama Nusantara yang berlayar ke Asia Barat.

Namun sayangnya tidak ada catatan resmi terkait siapa masyarakat Nusantara pertama yang melakukan ibadah haji.

Tahun 1952 sebuah armada dari Aceh mulai melakukan pelayaran ke Jeddah, Arab Saudi untuk berdagang. Tak hanya berdagang mereka ternyata juga melaksanakan ibadah haji.

Saat orang-orang Belanda mulai datang untuk kolonisasi, jamaah haji Tanah Air kemudian dibatasi. Dijelaskan di laman Kemenag, hal itu terjadi karena besarnya keterlibatan jamaah haji dalam melakukan perlawanan di abad ke-19.

Jamaah haji tercatat dilakukan pada 1825, 1827, 1831, dan 1859. Kemudian, saat kembali ke Nusantara, aktivitas para jamaah haji itu dipantau oleh Pemerintah Hindia Belanda.

Hal ini bertujuan untuk tidak memicu adanya gerakan perlawanan.

Berdirinya Direktorat Urusan Haji

Pada 1912, KH Ahmad Dahlan dari Muhammadiyah mendirikan Bagian Penolong Haji, yang menjadi cikal bakal dibentuknya Direktorat Urusan Haji.

Bagian Penolong Haji milik Muhammadiyah itu diketuai KH M Sudjak.

Masih di era kolonial, Dewan Perwakilan Hindia Belanda atau Volksraad mengeluarkan Pilgrim Ordonisasi 1922 yang mengizinkan para pribumi untuk mengusahakan pengangkutan para calon jemaah haji.

Baru kemudian di 1930, pembangunan pelayaran khusus bagi jemaah haji Nusantara diusulkan dalam Kongres Muhammadiyah ke-17 yang diselenggarakan di Minangkabau.

Sekitar tiga tahun setelah kemerdekaan, Indonesia mengirimkan misi haji ke Makkah dan mendapat sambutan hangat dari pihak kerajaan Arab Saudi.

Mengutip laman NU Online, perjalanan haji pertama Indonesia tersebut dipimpin oleh KH R Mohamad Adnan atau Den Kaji Adnan.

Saleh Su’ady menjadi sekretaris rombongan, H. Syamsir Sutan Rajo Ameh sebagai bendahara rombongan, dan Ismail Banda menjadi anggota rombongan.

Sang ketua, Den Kaji Adnan, adalah warga asli Solo.

Dia merupakan anak dari penghulu Keraton Surakarta yang juga penasihat raja di bidang keagamaan bernama Tumenggung Tafsir Anom V.

Kepergiannya ke Makkah pada 1948 ini bukanlah kali pertama.

Adnan sebelumnya sudah pernah menginjakkan kaki di Makkah pada 1908 ketika diperintah ayahnya untuk menuntut ilmu. Dia juga kembali mengunjungi Mekkah di 1927.

Misi Adnan dan timnya untuk melakukan ibadah haji dijalankan pada 26 September 1948 dengan dibekali uang sebesar Rp3.500 per orang.

Sebelum berangkat, Adnan juga sempat bertemu dengan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia pertama, Soekarno dan Hatta.

Adapun rute yang ditempuh oleh rombongan misi haji ini adalah berangkat dari pelabuhan udara Maguwo Yogyakarta menuju ke Bangkok, Thailand.

Selanjutnya, rombongan bertolak ke India dan Pakistan, baru kemudian turun di Kairo dan melanjutkan perjalanan ke Makkah

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut