SURABAYA, iNews.id - Volume kendaraan diprediksi akan kembali normal seperti sebelum pandemi. Hal itu dipicu dengan adanya Pertemuan Tatap Muka (PTM) bagi sekolah dan universitas hingga 100 persen pada tahun ajaran baru ini.
Disisi lain, sebagian mahasiswa dan pelajar tersebut merupakan pengemudi pemula. Minimnya pengalaman berkendara, membuat pengemudi pemula cenderung melakukan kesalahan-kesalahan yang memperpendek usia pakai komponen mobil dan beresiko membahayakan diri sendiri dan orang lain
Untuk itu, para pengemudi pemula agar memperhatikan tata cara mengemudi yang baik dan benar.
National Sales Manager PCR (Passenger Car Radial) PT. Hankook Tire Sales Indonesia, Apriyanto Yuwono menuturkan, bahwa Hankook telah merangkum lima kesalahan umum pada pengemudi pemula roda empat saat berkendara.
Pertama, kurang memahami sistem kopling. Terlalu lama menekan kopling dapat mempercepat keausan pada release bearing dan pelat kopling. Oleh sebab itu, lepaskan kaki dari pedal kopling setelah proses memindahkan gigi transmisi.
Apri mengingatkan, menahan setengah pedal kopling akan membuat kampas kopling cepat habis. Jika sudah begitu, mobil bisa hilang tenaga karena kopling memiliki fungsi meneruskan tenaga dari mesin ke transmisi.
Kesalahan kedua, yaitu memasukkan gigi pada mobil transmisi manual saat parkir, terutama dalam waktu lama.
Banyak pengendara yang menganggap cara ini ampuh menahan mobil agar tidak bergerak.
Padahal, langkah ini keliru karena ada kecenderungan kendaraan lompat saat mesin dinyalakan.
Apalagi saat parkir di turunan atau tanjakan akan membuat kendaraan lebih rawan bergerak di luar kendali sehingga mengakibatkan kecelakaan.
Ketiga, menggunakan persneling sebagai hand rest atau tempat tangan beristirahat.
Tuas persneling yang sering dijadikan hand rest berpotensi menurunkan konsentrasi pengemudi saat berkendara dan bisa merusak komponen persneling tersebut.
Terlebih, tuas persneling ini memiliki sistem mekanis di bawahnya sehingga menaruh tangan kiri di atasnya bisa memberikan tekanan pada sistem tersebut.
Kesalahan keempat ini sering dilakukan pengguna mobil matik, seperti kebiasaan mempertahankan posisi mode D pada saat tanjakan.
Hal ini dapat menyebabkan mesin harus bekerja lebih keras, bahkan dapat mengalami kehilangan tenaga mesin (loss power). Pengemudi bisa merubah transisi menjadi mode D1 atau D2 agar memudahkan mobil melaju saat di tanjakan.
Terakhir, pengemudi pemula sering mengabaikan kondisi mobil karena mengira mobil yang masih baru akan selalu memiliki kondisi prima.
Padahal pengendara harus melakukan servis secara berkala, paling tidak setiap 6 bulan sekali untuk mengecek ataupun mengganti komponen mobil, salah satunya ban.
Ban merupakan komponen penting kendaraan karena berfungsi menyangga beban, meneruskan fungsi kemudi memberikan gaya dorong, serta membantu saat pengereman dan meredam getaran dari permukaan jalan.
Pemilihan ban harus sesuai dengan kebutuhan agar kenyamanan dan keselamatan berkendara dapat dipenuhi.
Editor : Ali Masduki