Dari Dusun Ngronan, pengunjung harus berjalan kaki menuju Gua Lowo, dan tidak bisa menggunakan kendaraan roda dua. Karena keberadaan Gua Lowo ini berada di atas bukit. Pengunjung harus berjalan kaki dengan jarak sekitar 600 meter untuk sampai di mulut gua, yang berada di ketinggian 200 meter di atas permukaan air laut (MDPL).
Setelah sampai di Gua Lowo pengunjung akan menyaksikan jutaan kelelawar yang bergelantungan di atab gua tersebut. Tak jarang pula warga yang berada di dalam Gua Lowo itu untuk mengumpulkan kotoran kelelawar.
Hartono warga setempat mengatakan, jika sudah menjelang Maghrib pengunjung diharuskan turun dari Gua Lowo. Sebab penghuni lain seperti ular banyak yang berdatangan ke gua tersebut.
“Warga setempat tidak berani melakukan aktivitas di gua ini jika sudah jam lima sore keatas. Sebab kabarnya jika sudah masuk sore hari banyak ular-ular yang berdatangan ke gua lowo ini,” ujarnya.
Dia melanjutkan bahwa Gua Lowo memiliki mitos bahwasanya banyak pengunjung ke sana untuk mencari pengobatan di tempat tersebut. "Di tempat ini konon katanya jika ada orang yang memiliki penyakit kronis banyak yang kesini untuk mengambil kelelawar seperlunya untuk obat. Tapi tidak hanya mengambil begitu saja. Mereka harus meninggalkan uang seikhlasnya di sekitar gua ini ,” ujarnya.
Puji warga setempat yang sering mengambil kotoran kelelawar juga mengatakan hal yang sama. Dia pernah membuktikan mitos tersebut. Dahulu dirinya mempunyai penyakit paru-paru. Dengan cara mengambil kelelawar di Gua Lowo dengan tujuan dibuat obat setelah itu penyakitnya sembuh. “Mungkin lantaran dari situ penyakit paru-paru saya sembu,” ujarnya.
Editor : Arif Ardliyanto