Eri menyatakan, melalui kolaborasi dan sinergi dalam program padat karya tersebut, pemkot ingin menyelesaikan permasalahan kenakalan remaja di Surabaya. Juga, sekaligus mengurangi pengangguran dan kemiskinan di Kota Pahlawan.
"Inilah yang namanya kolaborasi sinergi pemerintah bagaimana menyelesaikan kenakalan remaja, bagaimana permasalahan negatif dengan memunculkan kegiatan-kegiatan positif. Saya yakin di Pelataran Manyar ini akan jadi tempat yang sangat luar biasa," jelasnya.
Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu menyatakan, selama ini ia tak pernah meminta jajarannya untuk menyiapkan program padat karya dengan kategori pekerjaan tertentu. Karena baginya, kategori padat karya itu dapat dimunculkan dari potensi di masing-masing wilayah atau atas keinginan warga.
"Saya tidak pernah memaksa harus membuka cuci mobil, harus ada cafenya. Tapi yang saya minta dikumpulkan warganya, diajak ngomong. Saya yakin dengan gotong-royong kita bisa menyelesaikan pengangguran dan semua permasalahan di Kota Surabaya," ujarnya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya meresmikan Rumah Padat Karya di Jalan Raya Menur, Kelurahan Manyar Sabrangan, Kecamatan Mulyorejo Surabaya
Untuk saat ini, rumah padat karya Pelataran Manyar, menyerap 16 tenaga kerja dari warga sekitar. Dengan rincian, delapan orang bertugas di bagian cuci mobil serta lainnya di bagian stand makanan dan minuman atau kafe. Namun, ia meyakini, ke depan rumah padat karya ini akan lebih banyak menyerap tenaga kerja.
"Total ada 16, plus nanti yang di belakang lagi ada yang untuk jual siomay dan lainnya. Jadi sebenarnya ini bisa digerakkan semuanya. Saat malam itu bisa lagi ada yang jualan mie ditarik ke sini. Bisa nampung banyak, MBR yang dari luar pun bisa ditampung di sini," imbuhnya.
Editor : Arif Ardliyanto