Ia berharap, sesuai dengan semangat yang terus dikeluarkan oleh Wali Kota Eri Cahyadi bisa yang mengaku tidak rela, melihat seorang perempuan sebagai pengemudi ojol dan bekerja hingga larut malam. Selebihnya mereka bisa kembali ke rumah dan bisa menerima orderan dari rumah, sehingga bisa tetap mendapat penghasilan selesai pelatihan tersebut.
"Saat ini kami sedang progres pendataan pendapatan keluarga mereka, kita sudah kroscek dengan data Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Dari 246, ada 106 masuk dalam kategori MBR, jadi semuanya kami lakukan pengecekan, mulai dari penghasilan keluarga hingga jumlah anak dalam keluarga tersebut," kata dia.
Sementara itu, Vidia Krismala (48) ojol perempuan warga kawasan Jalan Kapas Madya Kota Surabaya mengatakan, bahwa ia merasa senang karena telah mendapatkan perhatian dari Pemkot Surabaya melalui Dinsos Kota Surabaya.
Dengan adanya pelatihan bagi para pengemudi ojol perempuan bisa mengurangi pekerjaan di luar rumah. “Jadi bisa mengurangi pekerjaan kita dijalan. Kita bisa menghasilkan atau membantu keuangan keluarga, karena sejak awal saya tidak ingin bekerja di jalanan terus. Kita bisa bekerja sambil mengawasi anak-anak di rumah, jadi bisa berbagi waktu,” kata Vidia.
Vidia yang telah berprofesi sebagai ojol sejak tahun 2018 ini mengaku, ia meminta tambahan waktu untuk pelatihan sablon. Sebab, ia ingin terus mengembangkan hasil pelatihan dengan tetap dilakukan pendampingan oleh para instruktur.
“Setelah dari sini saya ingin bisa menghasilkan suatu karya yang bisa langsung dipasarkan. Karena saya ingin mandiri, ingin mendapat penghasilan dari rumah, dan ingin membiayai pendidikan anak-anak. Sebab, saya tidak ingin bekerja hingga larut malam,” ungkap dia.
Senada dengan Vidia, Yesi Rahmasari (46) ojol perempuan warga kawasan Jalan Tambak Segaran Kota Surabaya mengatakan, bahwa ia sablon memiliki peluang bisnis yang cukup besar. Sebab, profesi yang dipilihnya sejak tahun 2019, membuatnya harus bekerja hingga larut malam.
“Sesuai dengan ungkapan Pak Wali Kota Eri Cahyadi, yakni ibu-ibu mending bekerja dari rumah. Jadi siang atau sore kita bisa nyablon di rumah, pelatihan hari ini juga menyenangkan karena instrukturnya sangat ramah dan telaten menjelaskan teori dan praktiknya,” pungkasnya
Editor : Arif Ardliyanto