Sementara itu, Herry Darmawan pemateri pertama Training Of Trainer Literasi Digital menjelaskan mengenai 4 Pilar Literasi Digital. Yakni, pembahasan mengenai skil - kepintaran, budaya, etika, dan keamanan. Artinya, keempat hal tersebut memiliki hubungan yang berkaitan.
“Bagaimana kita sebagai warganet bisa memiliki etika yang baik di dunia digital. Karena kita ingin merubah gambaran netizen Indonesia yang dikenal cukup kejam di dunia maya, maka mereka harus paham bahwa baik dunia maya dan dunia nyata juga memiliki kesamaan perilaku,” kata Herry.
Saat pemaparan materi tersebut, ia mengaku bahwa lebih menjelaskan hal-hal yang perlu kita ajarkan kepada anak didik di sekolah. Harapannya, para guru bisa memberikan pengetahuan yang cukup dengan modul yang diberikan, agar bisa dibandingkan dengan modul pembelajaran lainnya.
“Karena setiap sekolah memiliki cara pendekatan kepada siswa yang berbeda-beda. Sebab, latar belakang para siswa juga berbeda. Artinya, pendampingan kepada para remaja SMP itu penting, karena pada usia tersebut anak-anak kita sedang mencari jati diri,” terangnya.
Selanjutnya, Fauzan Abdilah pemateri kedua mengenai pembahasan Sebuah Intuisi Inovasi Literasi Digital menjelaskan, salah satu cara untuk membuat inovasi di dunia digital bisa dilakukan dengan membuat konten film. “Bagaimana cara membuat karya tapi tidak langsung puas. Konsepnya adalah saat mereka belajar dan melakukan riset, lalu diubah menjadi sebuah konten video atau film pendek,” kata Fauzan.
Menurut Fauzan, para guru mengaku bahwa mendapat tantangan saat pandemi Covid-19, hal itu membuat mereka mampu memunculkan inovasi. “Keren sekali, karena sekolah bisa hadir untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak. Dengan memiliki roadmap, mereka menjalankan hal itu. Apalagi tadi juga ada sekolah yang telah berkolaborasi dengan Unesco dalam proses pembuatan film pendek,” pungkasnya
Editor : Arif Ardliyanto