SURABAYA, iNews.id – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (Bankjatim) menggelar acara Treasury BPD Talk 2022, di Ballroom JW Marriot Surabaya.
Kegiatan ini untuk mensukseskan Blue Print Pengembangan Pasar Uang (BPPU) 2025 yang telah dicanangkan oleh Bank Indonesia, khususnya terkait pendalaman transaksi REPO antar BPD dan sebagai anggota aktif Indonesia Foreign Exchange Market Conduct (IFEMC).
Acara yang dikemas dalam bentuk seminar tersebut dihadiri oleh BPD Seluruh Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Bank Daerah (ASBANDA).
Kegiatan dibuka dengan tarian selamat datang Tari Gandrung yang merupakan tarian khas Jawa Timur yang berasal dari Kabupaten Banyuwangi, dan dilanjutkan dengan penampilan Bank Jatim Choir yang merupakan kelompok paduan suara Bankjatim yang berhasil meraih Juara Favorit dalam ajang Kompetisi Paduan Suara Sektor Jasa Keuangan 2021.
Direktur Utama Bankjatim Busrul Iman menyampaikan, bahwa acara ini tidak hanya mensukseskan Blue Print Pengembangan Pasar Uang. Namun Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama atau kolaborasi bisnis treasury antar BPD pada khususnya dan bisnis perbankan secara bank wide pada umumnya.
“Kami berharap silahturahmi ini juga dapat mengembangkan bisnis BPD dan dapat memberikan kontribusi untuk perbankan Indonesia pada umumnya,” katanya.
Kedepan, lanujutnya, Bankjatim siap melakukan kerjasama tidak hanya terkait treasury, tetapi di bidang lain khususnya yg berbasis fee based income.
“Sehingga BPD di Indonesia tidak hanya mengandalkan core bisnis di bidang penyaluran kredit saja, melainkan dapat mengembangkan bisnis berbasis fee based income,” ujar Busrul.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Operasional ASBANDA Subekti Heriyanto yang hadir dalam acara tersebut sangat mengapresiasi Bankjatim yang telah menyelenggarakan acara ini, sehingga BPD seluruh Indonesia dapat saling berkolaborasi khususnya di bidang treasury.
“Mudah-mudahan kerjasama ini dapat memberikan peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di indonesia dan khususnya ekonomi di daerah BPD masing-masing”, jelas Subekti. “Semoga dengan kolaborasi ini dapat membuat BPD di Indonesia semakin kuat untuk bersaing di pasar gobal seperti saat ini,” terangnya.
Seminar diisi oleh beberapa panelis yang expert dibidangnya masing-masing. Mulai dari Ekonom yang berbicara terkait Economic Outlook, pendalaman transaksi REPO dari Bank Indonesia, Fengsui Expert dan narasumber dari Bank Jatim.
Kegiatan dilanjutkan dengan penandatanganan secara simbolis Global Master Repurchase Agreement (GMRA) yang merupakan dokumen perjanjian transaksi Repo yang wajib digunakan oleh Lembaga Jasa Keuangan di Indonesia.
Direktur Komersial & Korporasi Bankjatim Edi Masrianto menyampaikan, bahwa acara ini merupakan salah satu upaya Bankjatim untuk mengajak BPD lain untuk aktif dalam melakukan transaksi REPO.
Menurutnya, GMRA ini hukumnya wajib, dikarenakan lambat laun GMRA ini akan menggeser Pasar Uang Antar Bank (PUAB).
“Saya melihat respon dari rekan rekan BPD sangat happy dengan adanya acara ini, karena selain sebagai sarana silahturahmi, dengan adanya acara ini rekan rekan BPD lainnya jadi tahu bagaimana cara mengelola uang dengan transaksi REPO. Semoga dengan adanya acara ini semakin mempererat kerjasama antar BPD seluruh Indonesia,” tutup Edi Masrianto.
Setelah kegiatan selesai, para peserta seminar berkesempatan untuk melakukan Surabaya Heritage City Tour dengan menggunakan Bus Suroboyo. Para peserta dimanjakan dengan suasana Kota Pahlawan sembari belajar sejarah tentang Kota Surabaya.
Bankjatim terus menciptakan inovasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam melakukan transaksi keuangan perbankan.
Setelah memiliki produk Trade Finance, Repo/Reverse Repo (GMRA), Kustodian dan produk treasury lainnya, Bankjatim juga telah melakukan launching JConnect Remittance tepat di puncak acara HUT Bankjatim beberapa waktu yang lalu.
Layanan ini merupakan pengembangan Layanan Pengiriman Uang Antar Negara yang bekerjasama dengan Merchant Trade Asia dari Malaysia.
Manfaat Jconncet Remitance dapat melakukan transaksi menggunakan 2 (dua) mata uang yang berbeda dengan maksimal transaksi sampai dengan Rp 99.000.000,- per transaksi dan dapat dilakukan secara real time 24 jam dan tanpa ada potongan biaya saat menerima uang kiriman.
Dengan adanya layanan ini diharapkan mampu memfasilitasi para pekerja migran Indonesia yang berada diluar negeri untuk melakukan transaksi pengiriman uang kepada keluarganya dengan lebih mudah, lebih cepat, dan lebih aman.
Editor : Ali Masduki