SURABAYA, iNews.id - Pegiat lingkungan Yayasan Kajian Ekologi Dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton) meminta Gubernur Jawa Timur turun tangan mengangani pencemaran di Sungai Surabaya.
Manager Devisi Advokasi dan Litiasi Ecoton Kholid Basyaiban mengatakan, jika Gubernur tidak segera bertindak dikawatirkan pencemaran di Sungai Surabaya semkin kritis.
"Pencemaran di Sungai Surabaya dapat berdampak kepada kesehatan manusia dan rusaknya ekosisitem sungai," katanya saat melayangkan surat permintaan audensi di kantor Gubernur Jawa Timur di Surabaya, Kamis (08/9/2022).
Surat permintaan audensi tersebut berisi laporan temuan kerusakan sungai Surabaya selama kegiatan susur Sungai Surabaya 2022.
Temuan-temuan itu antara lain berupa timbulan sampah, bangunan liar, pohon plastik, hasil brand audit sampah, kadar pencemaran outlet limbah dari hasil Uji sample air dan Mikroplastik.
Kholid menjelaskan, surat pengaduan dan permintaan audensi sengaja dikirim agar Gubernur Jawa Timur selaku pemangku kepentingan segera menindaklanjuti hasil temuan tersebut melalui rekomendasi pemulihan yang diusulkan.
Pada Kegiatan susur Sungai Surabaya yang dilakukan selama 3 hari, tim Relawan dan Ecoton berhasil mengidentikasi dan mengelola data berupa 1152 bangunan liar, 475 timbulan sampah liar, 566 pohon plastik dan 7 outlet limbah. Susur sungai Surabaya dilakukan mulai dari Mlirip, Mojokerto sampai Gunungsari, Kota Surabaya.
Editor : Ali Masduki