Sedangkan hasil Uji mikroplastik yang dilakukan berhasil mengumpulkan data jumlah mikroplastik yang didapatkan, jenis mikroplastik yang paling banyak adalah fragmen dengan jumlah presentasi 57%.
Mikroplastik jenis fragmen berasal dari potongan atau remahan sampah plastik bahan keras yaitu jenis botol minum, sachet kemasan, tutup botol dan lain-lain.
Kedua, Jenis Filamen memiliki presentasi sebesar 23%. Mikroplastik ini berasak dari kantong plastik tipis dan jaring nelayan. Ketiga, Jenis mikroplastik Fiber memiliki presentasi sebesar 13%.
Mikroplastik ini berasal dari sampah kain sintetis. Keempat Jenis Granula memiliki presentasi sebesar 5%.
Mikroplastik ini berasal dari produk perawatan tubuh (Microbeads). Kelima, Jenis mikroplastik Foam memiliki presentasi sebesar 2%. Dimana mikroplastik ini berasal dari Styrofoam ujarnya.
Nanda Pramudya, mahasiswa prodi Sejarah Universitas Negeri Malang yang mengikuti kegiatan susur sungai selama 3 hari menegaskan, bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur harus lebih memperhatikan masalah lingkungan seperti pencemaran di aliran Sungai Surabaya. Mengingat air dari Sungai Surabaya ini juga dijadikan sebagai bahan air minum oleh PDAM.
Kata dia, sungai Surabaya memberikan fungsi yang sangat penting sejak zaman kolonial. Mulai untuk irigasi, transportasi, sumber makanan dan menjadi jalur perdagangan utama. Oleh karena itu harus dijaga ekosisitem dan memulihkan kembali kulitas airnya.
"Maka, perlu pengelolaan yang baik atas sungai Surabaya, menjadi hal penting dan dijadikan program utama untuk dilakukan," tegasnya.
Editor : Ali Masduki