Di Galeri Tri Prsetya RRI, puluhan koleksi dunia keradioan khususnya perjuangan RRI dari masa ke masa ada.
Sebuah mesin alat yang menggunakan teknologi telegrafi untuk mengirim dan menerima pesan dari jarak jauh, biasanya menggunakan morse sebagai kode komunikas juga pernah digunakan RRI.
RRI Surabaya berhasil mendapatkan telegraf ini dari penyerahan dari pemerintah Belanda kepada Indonesia tahun 1951 usia pendantanganan pengakuan kedaulatan Indonesia.
Telegraf ini digunakan sampai tahun 1970an dan digantikan telepon sebagai alat komunikasi.
Tidak hanya itu, sejarah RRI Surabaya juga terukir di tugu peringatan yang tepat berdiri di depan gedung RRI Jalan Pemuda No. 82-90.
Tugu ini menceritakan pertempuran hebat heroik yang pernah terjadi di gedung RRI antara tentara Sekutu yang berada di bawah komando Jendral Mallaby melawan para pejuang dan pemuda Surabaya yang rela mati daripada dijajah kembali.
Tengara Gedung RRI Surabaya itu berbunyi: "Karena fungsinya yang penting maka Gedung RRI Surabaya ini diduduki oleh pasukan Jendral Mallaby. Pada pertempuran 28-30 Oktober 1945 banyak korban rakyat jatuh. Tanggal 29 Oktober 1945 gedung ini dibakar habis dan tidak seorang pun pasukan Inggris di sini lolos dari kemarahan rakyat."
Digitalisasi juga telah diadopsi RRI, dimomentum hari radio LPP RRI akan meluncurkan company profile baik dalam bentuk cetak maupun visual serta mall pelayanan publik RRI.
"Kita terus bertransformasi. Kita ada RRI Play Go yang saat ini memiliki wajah baru. Selain ada siaran live radio dan berita online juga ada fitur musik yang bisa diputar setiap saat. Ada podcast dengan kolaborasi ekseternal," kata Lahar.
Editor : Ali Masduki