Di lain hal, Cak Eri juga mengingatkan akan pentingnya ASN memiliki semangat kebangsaan, serta toleransi antar umat beragama. Karena menurutnya, Surabaya dari dulu sampai sekarang ini dikenal sebagai kota yang memiliki toleransi tinggi.
"Surabaya harus menjadi contoh bagaimana bisa bergerak untuk kepentingan umat. Semoga kegiatan ini memberikan kekuatan untuk kita semua, bahwa kita niatkan untuk ibadah dalam memberikan pelayanan yang terbaik untuk umat Kota Surabaya," imbuhnya.
Sementara itu, Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar memberikan wejangan kepada para ASN pemkot terkait keadilan dan kejujuran (kearifan) yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Terlebih lagi, Surabaya ini adalah Kota Pahlawan yang warganya dikenal selalu mengedepankan kejujuran.
"Hal ini seharusnya juga dapat menjadi pemicu motivasi, bagaimana jiwa kepahlawanan ini kita buktikan dalam melayani masyarakat. Perilaku-perilaku kepahlawanan itu bagaimana kita tunjukkan kepada masyarakat," kata KH Miftachul Akhyar.
Saat itu, kyai kharismatik asal Kota Surabaya ini juga memberikan nasihat yang diambil dari Kitab Tibrul Masbuk fi Nashihatil Muluk, karya Imam al-Ghazali. Secara umum, kitab ini menceritakan zaman Kaisar Persia, Anu Sirwan, yang cukup terkenal karena keadilan dan kearifan kepada rakyatnya. Karena hal itulah, membuat kerajaan Majusi mampu menguasai dunia hingga 4 ribu tahun lamanya.
"Kenapa bisa sampai 4 ribu tahun? Karena saat itu pemimpinnya menerapkan kejujuran dan keadilan. Warga punya hak, dipenuhi haknya. Nah, karena panjenengan (anda) hadir di tengah-tengah masyarakat, maka berbuat jujur dan adil-lah kepada masyarakat," pesannya.
Editor : Arif Ardliyanto