Tak hanya sekadar suguhan kuliner UMKM dan pertunjukan kesenian di Tunjungan Romansa. Di kawasan tersebut, pemkot juga mengkolaborasikan dengan 12 objek wisata heritage yang telah ditetapkan menjadi cagar budaya.
"Jadi di sini ada wisatanya. Wisata heritage-nya, setelah itu ada makanannya, UMKMnya ada, tampilan seninya juga ada. Inilah kolaborasi yang hebat ada di Jalan Tunjungan," imbuhnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti, menambahkan bahwa Tunjungan Romansa ini menyuguhkan perpaduan konsep lifestyle, modern dan heritage. Hal itu menyesuaikan lokasi Tunjugan, yakni kawasan jasa perdagangan.
"Kita lebih ingin mengoptimalkan ini hidup. Artinya, menghidupkan mereka (pelaku usaha) yang belum buka yang belum beroperasional. Nah, UMKM-nya ini adalah sebagai penyeimbang, sementara belum buka kita bisa tempatkan UMKM ada di situ," kata Antiek.
Antiek menyebut, para pelaku UMKM ini mendapatkan bantuan berupa booth atau rombong dari Bank Indonesia (BI). Namun, boot atau stand yang berjejer di Jalan Tunjungan ini memang disiapkan khusus untuk jenis UMKM kuliner berupa makan dan minuman.
"Yang diberikan bantuan dari BI itu ada sekitar 25 booth atau rombong. Jadi untuk (UMKM) makanan dan minuman karena yang di sini memang untuk kuliner. Sedangkan (UMKM) pernak-pernik (aksesoris) sudah ada di Siola," katanya.
Nantinya, wisata Tunjungan Romansa akan dibuka setiap saat sehingga tidak harus menunggu malam. Para pelaku UMKM dapat mulai menggelar usahanya sejak pagi atau sore hari. Sedangkan untuk pertunjukan kesenian, akan mulai disuguhkan saat malam.
Editor : Ali Masduki