SURABAYA, iNews.id - Rizal Ramli menyebut bahwa Bantuan Langsung Tunai (BLT) bukan alat yang tepat untuk mensejahterakan rakyat.
Pasalnya, bantuan dari pemerintah kepada masyarakat miskin ini hanya Rp 600 ribu yang dicairkaan selama 4 bulan. Jika dirinci, setiap bulan BLT hanya Rp150 ribu. Sehingga dalam sehari terhitung Rp5 ribu.
"Kan cuman dapetnya Rp 600 ribu dalam empat bulan. Satu bulan kan dapat Rp 150 ribu. Cuman Rp 5 ribu perak per hari bagaimana ningkatin kesejahteraan rakyat," tegas Mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri
ini, Kamis (16/9/2022).
Rizal Ramli menilai, penyaluran BLT ditengah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) ini seolah menjadi alat kampanye dari Presiden Joko Widodo untuk membangut citra positif menjelang berakhirnya masa jabatan pada tahun 2024 nanti. Lebih parahnya, penyaluran BLT banyak yang tidak tepat sasaran.
“Rakyat kita ini istilahnya berebut lah soal BLT, jadi ini sebetulnya alat untuk Pak Jokowi dan pejabat-pejabat untuk menaikkan popularitasnya, alat kampanye,” tuturnya.
Diketahui, untuk BLT BBM ini pemerintah menargetkan 20,65 juta KPM (Kelompok Penerima Manfaat). Adapun, penyaluran BLT BBM dilakukan melalui PT. Pos Indonesia selama empat bulan, yaitu September hingga Desember 2022 dengan besaran Rp150 ribu per bulan.
Mekanisme penyaluran dibagi ke dalam dua tahap, yakni tahap pertama Rp300 ribu pada September dan tahap kedua Rp300 ribu pada Desember, sehingga total bantuan yang diterima setiap KPM sebesar Rp600 ribu. Totalnya BLT yang akan disalurkan mulai besok sebesar Rp 12,4 triliun.
Selain BLT BBM, bansos yang akan diberikan adalah adalah Bantuan Subsidi Upah (BSU) dengan alokasi anggaran Rp 9,6 triliun.
Bantuan yang akan disalurkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) ini akan diberikan kepada 16 juta pekerja sasaran yang masing-masing menerima sebesar Rp 600 ribu.
Editor : Ali Masduki