SURABAYA, iNews.id - Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra (FH UWP) menyelenggarakan Pagelaran Yudisium Tahun Akademik 2021-2022 pada 16 September 2022 di Dome Kampus 1 Universitas Wijaya Putra.
Yudisium kali ini, Fakultas Hukum meluluskan 68 mahasiswa dengan spirit etika dan moralitas sebagai seorang juris atau ahli di bidang hukum. Hal ini tercermin pada sekapur sirih yang disampaikan oleh Rektor Universitas Wijaya Putra, Dr. Budi Endarto, S.H., M.Hum. kepada para peserta Yudisium FH UWP.
Dr. Budi Endarto menyampaikan bahwa dewasa ini banyak fenomena di tengah media massa terkait hal-hal yang terjadi pada berbagai praktisi profesi hukum. Di antaranya perseteruan antar advokat, kasus tindak pidana yang dialami oleh anggota kepolisian, kejaksaan maupun kehakiman, mafia hukum dan sebagainya.
“Apakah kita menafikan aspek etika dan moralitas ketika menjalankan profesi di bidang hukum? Mari kita renungkan hal tersebut” Kata Budi Endarto.
Ia menambahkan bahwa bukan berarti ketika menjadi seorang juris, seseorang justru menabrak, mengelabui dan mensiasati aturan-aturan hukum. Itulah urgensi adanya Kode Etik di tiap-tiap profesi hukum.
“Aturan bukan untuk disiasati, bukan untuk diakali. Mari kita gali aspek moralitas dibalik suatu aturan. Suatu aturan jika tidak berdasarkan moral bukanlah hukum. Karena hukum sebagai pancaran moral,” katanya.
Budi Endarto menutup sambutannya dengan memberi pesan kepada lulusan agar jadilah mutiara walaupun di tengah kubangan. Kedepankan etika berbasis moralitas apapun profesi lulusan kedepannya.
Senada dengan pesan dari Rektor UWP, Dekan FH UWP, Dr. Andy Usmina Wijaya, S.H., M.H. menyampaikan pesan agar lulusan terus belajar walaupun telah lulus menjadi Sarjana Hukum. Karena dibutuhkan ilmu yang lebih dalam ketika seseorang terjun di masyarakat. "Jadilah seseorang yang bermanfaat bagi masyarakat, sejalan dengan tagline Universitas Wijaya Putra Growth with Society, Tumbuh bersama Masyarakat," katanya.
Yudisium kali ini juga menampilkan warna Kebhinekaan. Lulusan terbaik FH UWP tahun 2022 adalah Selly Monalisa yang berasal dari Pulau Kalimantan. Sedangkan yang mendapatkan kehormatan untuk berpidato mewakili mahasiswa ialah Yohanes Leto Nahak yang berasal dari Provinsi Nusa Tenggara Timur. Warna Kebhinekaan sejatinya telah tercermin dari mahasiswa di Universitas Wijaya Putra yang berasal dari berbagai latar belakang, suku dan daerah di Indonesia.
Aspek kebhinekaan dan kebangsaan ini pula yang juga diharapkan melengkapi aspek etika dan moralitas lulusan Universitas Wijaya Putra ketika terjun di masyarakat.
Editor : Arif Ardliyanto