Sebagaimana dialami Brazil yang gagal memanfaatkan bonus demografi karena keterpurukan ekonomi, serta terabaikannya kualitas pendidikan, infrastruktur dan penyediaan lapangan pekerjaan.
Bamsoet menyebut, Afrika Selatan gagal memanfaatkan bonus demografi disebabkan kurangnya perhatian pada kualitas pendidikan dan rendahnya tingkat pertumbuhan lapangan pekerjaan.
"Tidak ada salahnya kita belajar dari Korea Selatan yang berhasil memanfaatkan bonus demografi untuk mengarahkan industri rumah tangganya membuat komponen handphone," tuturnya.
"Tiongkok dengan cara mengarahkan industri rumahan memproduksi komponen elektronik. Jepang berhasil mengoptimalkan kinerja penduduk usia produktif sehingga tingkat penganggurannya sangat kecil, kurang dari 3 persen," terang Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Wakil Ketua Umum FKPPI ini menambahkan, dalam konteks pemajuan pendidikan nasional, sejak APBN tahun anggaran 2009, pemerintah telah melakukan pemenuhan mandatory anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBN, sebagaimana amanat Konstitusi.
Di satu sisi, alokasi anggaran tersebut berhasil meningkatkan akses pendidikan bagi rakyat.
Berdasarkan data Organisation for Economic Co-operation and Development, pada tahun 2000 penduduk usia 15 tahun yang bersekolah pada jenjang SMP atau SMA hanya sebesar 39 persen. Pada tahun 2018 meningkat pesat menjadi 85 persen.
Editor : Ali Masduki