Jenderal Nasution mengungkapkan bagaimana cara dia berhasil lolos dari penculikan itu. Dia menyelamatkan diri dengan memanjat tembok samping rumahnya.
Namun, sebelumnya ia berusaha untuk kembali masuk ke rumah karena putrinya Ade Irma Nasution tertembak. Usaha itu dicegah oleh istrinya dan memohon agar Nasution menyelamatkan diri.
Nasution berhasil lolos meski saat itu rumah telah dikepung oleh Cakrabirawa berkat tumbuhan yang lebat di dekat dinding rumahnya. Saat memanjat tembok samping rumahnya, Nasution berusaha ditembaki oleh Cakrabirawa, namun ia berhasil selamat.
Dalam persembunyiannya di belakang tong air yang berada di rumah duta besar Irak, AH Nasution mengaku bingung atas tindakan pasukan Cakrabirawa yang memburunya.
Diapun memutuskan untuk pergi ke rumah Wakil Menteri Leimena. Ia meminta bantuan untuk menghubungi Presiden Soekarno dan menanyakan mengapa Cakrabirawa berusaha untuk menculiknya.
Pilihan datang ke Leimena ini dilakukan lantaran Nasution percaya bahwa Wakil Menteri Leimena tidak akan mengkhianatinya.
Seperti diketahui, Gerakan 30 September 1965 / PKI atau G30S/PKI merupakan sebuah pengkhianatan terbesar yang dialami bangsa Indonesia.
Peristiwa itu terjadi pada malam hari, tepat waktunya saat pergantian dari tanggal 30 September hari Kamis, menjadi 1 Oktober pada hari Jumat tahun 1965.
Artikel ini telah diterbitkan di halaman Okezone dengan Judul "AH Nasution, Satu-satunya Jenderal yang Lolos dari G30SPKI"
Editor : Ali Masduki