Mahasiswi Departemen Statistika Bisnis ITS ini menjelaskan, untuk riset, robot milik tim IRIS merupakan robot pelatih kiper yang dapat mendeteksi area kosong yang ada di gawang.
“Jadi ketika pertandingan, robot ini dapat menangkap tendangan bola pemain agar tak kebobolan,” terangnya.
Sebelum mencapai tahap perlombaan tingkat internasional, tim IRIS yang diketuai oleh Firlana Baiturrochman ini telah mengikuti berbagai rangkaian seleksi. Di antaranya adalah Team Leader Meeting, First Pre Competition Test, hingga Second Pre Competition Test.
Meski pernah mengikuti kompetisi Robocup di tahun 2019 dan awal tahun 2021 lalu, Natasya mengaku bahwa ini adalah kali pertama tim IRIS mengikuti Robocup di tingkat Asia Pasifik.
“Ini merupakan sejarah baru bagi IRIS di kancah internasional dan akan menjadi agenda rutin ke depannya mengingat pencapaian kali ini yang sangat memuaskan,” ujarnya bangga.
Mahasiswi asal Pandaan, Pasuruan tersebut juga menambahkan bahwa kemampuan robot IRIS dalam pertandingan ini sudah cukup baik. Meski begitu, ia merasa perlu adanya peningkatan ke depannya agar hasil yang didapat lebih maksimal.
Waktu persiapan yang cukup singkat memang membuat tim IRIS sedikit kewalahan sehingga menghambat persiapan. Namun, kendala tersebut tak bisa menyurutkan semangat tim untuk menggondol sejumlah penghargaan.
“Ke depan, kami berharap dapat terus aktif menjadi juara di setiap kompetisi robotika internasional,” pungkasnya.
Editor : Ali Masduki