Oleh karena itu, dengan adanya bimtek ini ia berharap seluruh PD Pemkot Surabaya yang memiliki pelayanan yang berbasis elektronik, bisa mengamankan datanya masing-masing, dan bisa menjadikan layanan elektronik ini menjadi lebih aman ke depannya. Menurutnya, yang ikut bimtek ini adalah Kepala PD dan camat, setelah itu mereka nanti akan menyampaikannya kepada anak buahnya masing-masing.
“Semoga dengan adanya bimtek ini semua data di pemkot bisa lebih aman. Semoga ini bisa memberikan yang terbaik bagi kita semuanya dan bisa menyempurnakan keamanan di pemkot,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Diskominfo Kota Surabaya M. Fikser mengatakan latar belakang digelarnya bimtek ini karena akhir-akhir ini sedang hangat kasus kebocoran data dan informasi di Indonesia, dan hal itu juga terjadi di lingkungan pemerintahan yang biasanya digunakan untuk pelayanan publik. Ia menilai, potensi kebocoran data itu juga sangat tinggi dan bisa terjadi di lingkungan Pemkot Surabaya.
“Hal itu terlihat dari banyaknya serangan kepada keamanan informasi Pemkot Surabaya. Berdasarkan data Pencegahan Serangan Siber, dalam 90 hari terakhir atau sekitar 3 bulan terakhir ini, terdapat 957.254 serangan yang berhasil ditangkal,” kata Fikser.
Situs yang diserang itu adalah aplikasi pelayanan publik untuk membantu memudahkan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan. Apabila situs-situs ini terus diserang, tentu akan mengganggu pelayanan publik kepada masyarakat. “Jadi, kami mohon dan minta tolong kepada semua pihak, tolong situs-situs ini jangan diserang, karena ini untuk kepentingan publik, kasihan warga nanti kalau situs-situs ini down, pelayanan kepada mereka pasti akan terganggu,” harapnya.
Editor : Arif Ardliyanto