Tanpa PR, Bangun Lebih Banyak Kegiatan Pengembangan Diri Anak
Nerinda menuturkan juga bahwa dalam setiap proyek atau referensi kegiatan yang diberikan untuk dilaksanakan bersama keluarga di rumah, para pendidik di Sekolah Cikal Surabaya khususnya di jenjang SD lebih memfokuskan pada pengembangan diri anak.
“Kami memang fokusnya itu memantik tantangan anak melalui feedback. Meski tak ada angka, tetapi tetap ada kategori penilaian dan pengembangan diri, dan melihat dari refleksi pengembangan diri anak. Tak hanya yang perlu diimprove, tetapi juga perkembangan dirinya secara utuh. Jadi, bukan hanya beri tugas dikumpulkan dan dinilai. Kita lebih membangun pendekatan atas proyek itu kenapa kita melakukan itu di rumah, apa pentingnya, kendalanya apa? Apa yang sulit mengapa? Selalu ada diskusi dan memfasilitasi pilihan kegiatan murid.” cerita pendidik yang mendampingi program Career Exploration jenjang SMP-SMA Cikal Surabaya.
Ia menambahkan bahwa penerapan pembelajaran di Cikal Surabaya sendiri sebagai salah satu sekolah di Kota Surabaya adalah berupaya untuk membangun dan mengasah kemampuan akademik dan karakter, kemudian soft skill dan hard skill, hingga pengembangan nilai dan norma dalam diri anak yang lebih penting di atas PR dalam bentuk soal.
“Di Cikal sendiri, khususnya di Cikal Surabaya tujuan pembelajaran anak sendiri itu di SD Cikal Surabaya jenjang Lower Primary kelas 1-3 lebih kepada Play-Based Learning. Begitu pun dengan kelas 4-6 di Cikal Surabaya, anak-anak di fase ini sedang di tahap bangun soft skill dan Hard Skill, atur jadwal sekolah hingga kenali norma sosial. Jadi, kebanyakan anak-anak tidak mengerjakan LKS atau soal, sehingga anak-anak tidak mengerjakan hal yang "tidak selesai" di sekolah dan jadi PR di rumah," pungkasnya.
Editor : Ali Masduki