Kendati demikian, Wakil Ketua Kamar Dagang & Industri (KADIN) Provinsi Jawa Timur, Deddy Suhayadi mengajak seluruh pelaku logistik untuk tetap waspada dan terus melakukan inovasi meski perekonomian Jawa Timur cukup stabil saat menghadapi geopolitik 2023.
“Tetap optimis tapi juga perlu hati-hati. Jawa Timur memiliki fundamental yang kuat hingga 5,4% dengan kondisi perekonomian tersebut diharapkan perusahaan anggota ALFI/ILFA tetap berkolaborasi antar logistik di Indonesia dan menggandeng pemerintah dan stake holder, serta dapat memanfaatkan peluang-peluang dengan sebaik-baiknyanya,” ujar Deddy.
Kepala Dishub Jatim, Nyono mengatakan bahwa iklim perekonomian di Jawa Timur sudah membaik terlebih akibat dari pandemic Covid-19 2 tahun ini.
“Alhamdulillah perkembangan Jatim saat ini tercatat 5,58% menunjukkan bahwa ekonomi di Jatim sudah bangkit, sesuai dengan slogan Jatim yaitu Optimis Jatim Bangkit,” tutur Nyono.
Logistik dianggap sebagai roda penggerak utama perekonomian di Indonesia, karena hampir semua bidang pasti membutuhkan logistik. Di mana dari akses logistik yang baik, Jatim menyumbang 1/5 dari perdagangan di Indonesia.
Dalam hal ini, plt. Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak turut mendukung dan mendorong implementasi NLE di Jawa Timur dengan memaksimalkan akses infrastruktur untuk industry logistik dan forwading.
“Akses logistik salah satunya jalan tol. Saat ini tol yang menyambung dengan Surabaya, serta Malang bahkan Probolinggo, telah meningkatkan kelancaran logistik di Indonesia dan Jatim sendiri. Karena itu pemanfaatkan jalan tol, terutama utilisasi Transjawa harus digencarkan untuk menggenjot perekonomian," kata Emil dalam Muswil VI ALFI/ILFA Jatim di Hotel Shangri-La Surabaya.
Editor : Ali Masduki