Asal-usul Permainan Lato-lato
Menurut catatan sejarah, permainan lato-lato adalah permainan yang berasal dari Argentina. Permainan tersebut berasal dari kata bolas atau boleadora yaitu alat berburu primitif yang dibuat untuk menangkap hewan dengan menjerat kaki atau sayap mereka. Lato-lato menjadi senjata paling terkenal yang digunakan oleh pemburu atau gaucho di Amerika Selatan.
Lato-lato adalah permainan yang terbuat dari bahan plastik polimer. Permainan tersebut terdiri dari dua bandulan pendulum yang disambungkan oleh seutas tali atau benang nilon.
Lalu, di bagian tengah tali terdapat sebuah cincin yang berfungsi sebagai pegangan untuk menggerakan kedua bandulan tersebut.
Cara kerja permainan lato-lato adalah dengan membenturkan kedua bandulan tersebut sehingga menimbulkan suara konstan beruntun ‘tek-tek-tek’.
Dalam hal ini, kelihaian seseorang dalam memainkan permainan tersebut dilihat ketika orang tersebut dapat mempercepat benturan kedua bandulan dalam posisi stabil.
Menurut sejarah, lato-lato atau nok-nok sudah ada dan dimainkan masyarakat sejak 1960 di era kepemimpinan Presiden Soekarno. Sejak awal kemunculannya, permainan ini pun langsung populer pada masanya.
Pada era 1960-1970, mainan lato-lato ini terbuat dari bahan kaca. Tak jarang, mainan ini pun menimbulkan cedera mata ketika dimainkan. Sejumlah anak anak di Amerika Serikat (AS) juga dilaporkan mengalami cedera tersebut.
Hal tersebut latas membuat Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pun melarang permainan lato-lato ini. Keputusan tersebut lantas didukung oleh sejumlah organisasi dan komunitas agar mencegah terjadinya kebutaan karena permainan lato-lato.
Selanjutnya, lato-lato dibuat dengan bahan plastik agar lebih aman. Namun sayang, walaupun sudah terbuat dari plastik, lato-lato juga tetap membahayakan karena masih bisa pecah.
Meski begitu, bahaya yang ditimbulkan lato-lato plastik tidak separah ketika lato-lato terbuat dari bahan kaca seperti di awal mula kemunculannya. Permainan ini pun kembali populer terutama di Indonesia pada tahun 1990-an.
Editor : Ali Masduki