MATARAM, iNewsSurabaya.id - Sungai-sungai di Kota Mataram dipenuhi sampah plastik. Hal ini diketahui setelah Tim Investigasi NTB Barat dan Tim Ekspedisi Sungai Nusantara melakukan inventarisasi timbulan sampah plastik di Saluran dan Sungai di Kota Mataram.
Tim investigasi yang beranggotan Peneliti dan Relawan Walhi NTB Bima Bani Perkasa, Angga putradi, Mathori abdul wahid dan Nelda Hannia serta Peneliti ESN Prigi Arisandi dan Amiruddin Muttaqin mengambil sampel air pada 5 lokasi di Kali Ning, Kokoq Jangkuk dan Sungai Meninting dan rata-rata 290 Partikel Mikroplastik dalam 100 liter air.
“Kami menemukan fakta bahwa sungai di kota Mataram berubah menjadi tempat sampah, sampah sachet, tas kresek, Styrofoam, popok bayi dan sampah pakaian," ungkap Bima Bani Perkasa.
Dari hasil penelitian, kandungan mikroplastik tertinggi ada di Kali Ning yang ada di dalam kota Mataram. Ironisnya, pemukiman padat penduduk tersebut tidak memiliki sarana pengelolaan sampah. Ditambah lagi perilaku warga yang membuang sampah kedalam saluran.
Peneliti ESN Prigi Arisandi menyebut, Kali Ning mengandung Mikroplastik tertinggi dibandingkan Kokoq Jangkuk dan Sungai Meninting. Saluran air Kali Ning dalam pantauan tim investigasi dipenuhi sampah plastik jenis tas kresek, botol plastik, Styrofoam dan sachet.
“Mikroplastik adalah serpihan atau remahan plastik dengan ukuran lebih kecil dari 5 mm yang berasal dari pecahan plastik ukuran besar seperti tas kresek, plastik bening, sampah pakaian, botol plastik, Styrofoam dan sachet yang terfragmen karena arus air dan paparan matahari,” terangnya.
Prigi menjelaskan, mikroplastik ini memiliki efek kesehatan manusia, karena mikroplastik dalam air akan menyerak logam berat, polutan di air seperti khlorin atau pemutih dan phospat bahan detergen.
“Mikroplastik akan menyerap polutan dan apabila tertelan oleh ikan maka polutan ini akan merusak system reproduksi dan pertumbuhan ikan, jika mengkontaminasi daging ikan maka efeknya akan berlanjut pada metabolisme manusia yang mengkonsumsi ikan tercemar mikroplastik. Karena selain menyerap polutan mikroplastik terbentuk dari polimer-polimer yang tersusun atas bahan-bahan pengganggu hormon,” ungkap Prigi Arisandi.
Untuk itu pegiat lingkugan ini meminta Pemerintah segera melakukan recovery atau pemulihan sungai-sungai di Mataram agar tidak menjadi tempat pembuangan sampah plastik.
Editor : Ali Masduki