BLORA, iNews.id – Pemain Timnas Indonesia, Prama Arhan menjadi sosok pemain yang menjadi buah bibir warga Indonesia. Pratama memiliki tingkat kesederhanaan dilapangan maupun luar lapangan yang sangat luar biasa.
Kesederhanaan yang dibangun Arhan tidak lepas dari didikan kedua orang tuanya beserta keluarga yang berada di Desa Sidomulyo, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Meski memiliki anak yang sudah terkenal di Indonesia, sang Ibu bernama Surati tetap berjualan sayur untuk menyambung hidup.
Jualan sayur keliling Ibu Pratama Arhan ini terekam dalam video Tik Tok yang diunggal akun @imamjuna. Dalam unggahan itu, Surati mengaku sangat bangga terhadap prestasi Arhan saat ditanya mengenai Arhan yang mencetak gol, “Tanggapannya iya seneng orang tua, terus bangga pada anaknnya, dapat hadiah Hape Oppo…,” ucapnya sambil menata dagangan sayurnya untuk keliling, tidak lupa ia juga menebar senyum kebahagiaan atas kiprah Arhan.
Saat dijumpai di rumahnya di Desa Sidomulyo, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, ibunda Pratama menangis haru menceritakan cita-cita anaknya tersebut.
Timnas Indonesia menang melawan Malaysia saat pertandingan sepak bola Minggu malam kemarin, ramai di perbincangan. Salah satu yang menjadi pembicaraan adalah video keluarga Pratama Arhan Alif Rifai saat nonton bareng.
Dalam video, tampak keluarga besar Pratama nonton bareng di rumah yang sangat sederhana. Ketika gol spektakuler ke-3 yang dicetak melalui tendangan Pratama, keluarganya bersorak meluapkan kebahagian.
Ibunda Pratama, Surati menceritakan betapa bahagia sekaligus bangga memiliki anak seperti Pratama. Saat menceritakan cita-cita Pratama, Surati menangis haru. “Ini merupakan hadiah ulang tahun Pratama ke-20 yang jatuh pada 21 Desember,” kata Surati, Selasa (21/12/2021).
Meskipun Pratama tidak berada di rumah, ibunya tetap membuatkan kue dan merayakan ulang tahun anaknya tersebut bersama keluarga. Pratama merupakan anak kedua dari dua bersaudara anak pasangan Sutrisno-Surati. Kakaknya bernama Roni juga pemain sepak bola di Persibo Bojonegoro, Jawa Timur.
Editor : Arif Ardliyanto